Pengembangan teknologi satelit menjadi penting dan semakin dibutuhkan dalam menghadapi revolusi industri keempat atau Industri 4.0. Peranan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional pun menjadi semakin penting, terutama dalam membangun dan mengembangkan teknologi satelit dan aplikasinya di Tanah Air.
Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rika Andiarti mengatakan, pemanfaatan teknologi menjadi ciri revolusi industri keempat. “Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini, peranan teknologi satelit menjadi sangat penting, terutama menyangkut teknologi informasi, internet, artificial intelligence (AI) serta big data,” kata Rika di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (20/9/2018).
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA–Para peserta dan pembicara dalam Institute of Electrical and Electronics Engineers – International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICARES) 2018, termasuk Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin (depan, tengah) berfoto bersama seusai pembukaan ICARES 2018 di Kuta, Bali, Kamis (20/9/2018). ICARES adalah forum pertemuan internasional kalangan insinyur, akademisi, dan peneliti tentang pengembangan teknologi satelit, elektronika kedirgantaraan, dan penginderaan jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tempat sama, dalam pembukaan Institute of Electrical and Electronics Engineers – International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICARES) 2018, Advisory Board Chair Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Indonesia Section Satriyo Dharmanto menyebutkan, Lapan memegang peran penting dalam proses transformasi teknologi digital menghadapi revolusi industri keempat. Pengembangan teknologi satelit menjadi kunci dalam transformasi teknologi digital.
“Presiden sudah menetapkan peta jalan Making Indonesia 4.0 dalam menghadapi revolusi industri keempat,” ujar Satriyo dalam sambutannya.
ICARES adalah konferensi internasional mengenai pengembangan teknologi satelit, elektronika kedirgantaraan, dan penginderaan jauh. Forum ICARES 2018 di Bali merupakan konferensi ketiga sejak 2014. Ketua Panita ICARES 2018 Wahyudi Hasbi mengatakan, peserta ICARES 2018 berasal dari kalangan insinyur, akademisi, dan peneliti dari sembilan negara, termasuk Indonesia.
Lebih lanjut Satriyo mengatakan, Indonesia membangun dan mengembangkan teknologi antariksa dan kedirgantaraan, khususnya teknologi satelit sejak 1970-an, yang ditandai dengan peluncuran satelit Palapa A1 pada 1976. Lapan mengembangkan satelit mikro dengan tujuan beragam, baik untuk kepentingan ilmiah maupun pemantauan.
“Peta jalan Making Indonesia 4.0 yang ditetapkan Presiden Joko Widodo menjadi peluang bagi kalangan engineer di Indonesia untuk membuktikan diri,” kata Satriyo seusai acara pembukaan. “Indonesia harus siap agar dapat mengambil momentum revolusi industri keempat,” ujar Satriyo.
Senada Satriyo, Chair of Geoscience and Remote Sensing Society (GRS) / Aerospace and Electronics System Society (AES) IEEE Indonesia Section Arifin Nugroho menambahkan, negara yang mengembangkan dan mampu menguasai teknologi kedirgantaraan dan antariksa, termasuk teknologi satelit dan aplikasinya, akan dipandang sebagai negara yang kuat.
Sejak 1970-an, Indonesia mengembangkan teknologi kedirgantaraan dan antariksa. Dalam pembukaan ICARES 2018 di Kuta, Bali, Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menyebutkan, Lapan mengembangkan teknologi satelit setelah peluncuran satelit Palapa A1, antara lain, dengan mengirimkan insinyur Lapan ke Jerman untuk mempelajari dan membuat satelit mikro. Lapan membuat satelit mikro sebagai satelit eksperimen dan pengamatan yang dilengkapi peralatan pemantauan.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA–Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin memberikan pidato sambutannya dalam pembukaan Institute of Electrical and Electronics Engineers – International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICARES) 2018 di Kuta, Bali, Kamis (20/9/2018). ICARES adalah forum pertemuan internasional kalangan insinyur, akademisi, dan peneliti tentang pengembangan teknologi satelit, elektronika kedirgantaraan, dan penginderaan jauh.
Thomas menyatakan, Lapan berupaya mengakomodasi kepentingan Indonesia dalam menghadapi revolusi industri keempat, antara lain, dengan membangun pusat-pusat unggulan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk pengembangan teknologi satelit dan penginderaan jauh.
“Penggunaan teknologi satelit sudah luar biasa, selain dimanfaatkan untuk teknologi komunikasi, juga untuk teknologi informasi. Teknologi satelit saat ini tidak hanya untuk kebutuhan korporasi, tetapi juga kebutuhan individu, misalnya, untuk telepon seluler yang bergantung pada satelit,” ujar Thomas.–COKORDA YUDISTIRA
Sumber: Kompas, 21 September 2018