Satelit Lapan A2 Diluncurkan September

- Editor

Jumat, 14 Agustus 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Setelah tertunda tiga tahun, satelit Lapan A2/Orari buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional akan diluncurkan 27 September dari Pusat Antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India. Satelit dibawa ke orbit dengan ditumpangkan pada roket India bersama satelit penelitian astronomi milik Organisasi Riset Antariksa India (ISRO), Astrosat.

“Lapan A2/Orari adalah satelit pertama yang sepenuhnya dirancang dan dibuat ahli-ahli Lapan memakai fasilitas produksi dan fasilitas uji di Indonesia,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin dalam sosialisasi Pemanfaatan Teknologi Satelit Lapan A-2/Orari, di Bogor, Kamis (13/8).

137570_620Satelit tersebut merupakan generasi terbaru satelit seri A. Generasi sebelumnya adalah Lapan A1/TUBSat yang dibuat bersama ahli-ahli Jerman dan diluncurkan pada 2007. Pembuatan kedua satelit mikro dan eksperimen itu merupakan bagian penahapan agar Indonesia bisa membuat satelit telekomunikasi pada 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski demikian, Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan Suhermanto mengakui komponen dalam negeri dari satelit itu masih kurang dari 10 persen. Sebab, kemampuan laboratorium fisika dan perusahaan manufaktur Indonesia sebagai pembuat komponen masih terbatas.

Sama dengan Lapan A1, peluncuran Lapan A2 masih menumpang pada roket milik India. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Rika Andiarti mengatakan, Indonesia belum menguasai teknologi roket peluncur. “Dalam 25 tahun ke depan, teknologi roket Indonesia diharapkan berkembang untuk meluncurkan satelit kecil,” ujarnya.

Pembuatan Lapan A2 butuh dana Rp 35miliar-Rp 40 miliar. Biaya peluncuran, 550.000 dollar AS atau setara Rp 7,6 miliar. Ini harga diskon karena Lapan memiliki kerja sama dengan ISRO.

Lapan A2/Orari berbobot 78 kilogram. Ia akan ditempatkan di orbit pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan Bumi.

Satelit ini memiliki orbit ekuatorial, yaitu bergerak di sekitar garis Khatulistiwa antara 6 derajat lintang utara dan 6 derajat lintang selatan. Dengan kecepatan mencapai 7,5 kilometer per detik, satelit butuh 98 menit untuk satu kali mengelilingi Bumi.

Menurut Suhermanto, dibandingkan satelit dengan orbit polar atau yang mengitari Kutub Utara dan Kutub Selatan, satelit berorbit ekuatorial lebih sering ada di wilayah udara Indonesia. “Dalam sehari, Lapan A2 akan 14 kali melintasi wilayah Indonesia,” katanya.

Lapan A2 dilengkapi kamera digital dan kamera video analog untuk mengamati muka Bumi, seperti pemetaan perubahan tata guna lahan. Peralatan lain adalah Automatic Identification System untuk memantau lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, serta eksplorasi sumber daya kelautan dan perikanan. Selain itu, ada Automatic Packet Relay System untuk komunikasi radio amatir untuk mitigasi bencana. (MZW)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Agustus 2015, di halaman 14 dengan judul “Satelit Lapan A2 Diluncurkan September”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB