Satelit Lapan A2/Orari Menuju Antariksa

- Editor

Senin, 28 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Eksplorasi Sumber Daya Laut dan Perikanan Lebih Terpantau
Satelit pertama murni buatan Indonesia, Lapan A2/Orari, Senin (28/9) ini pukul 11.30 WIB akan diluncurkan dari Bandar Antariksa Satish Dhawan Sriharikotta, India. Peluncuran bersama enam satelit lain dari sejumlah negara itu memakai roket peluncur PSLV C-30.

Lapan A2/Orari adalah lompatan bangsa Indonesia menuju kemandirian dan penguasaan teknologi satelit. “Keberhasilan ini membangun kepercayaan diri dan kebanggaan nasional bahwa Indonesia mampu membuat satelit,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin di Jakarta, Sabtu (26/9).

Roket peluncur PSLV (Polar Satellite Launch Vehicle) dioperasikan Organisasi Riset Antariksa India (ISRO). Menurut Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan Suhermanto, satelit Lapan berbobot 76 kilogram (kg) itu sudah ada dalam kapsul roket sejak 18 September lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bersama satelit Lapan, ada enam satelit lain, termasuk satelit riset astronomi India Astrosat berbobot 1.513 kg yang menjadi satelit utama. Satelit lain berstatus ditumpangkan, sama seperti satelit Lapan, yakni satelit nano NLS-14 milik Kanada berbobot 14 kg dan empat satelit nano milik Amerika Serikat Lemur dengan berat total 28 kg.

“Satelit Lapan ada di bagian bawah mengelilingi Astrosat bersama satelit lain yang ikut ditumpangkan,” ujarnya.

Urutan kedua
Satelit Lapan akan dilepas ke orbit di urutan kedua setelah Astrosat. Roket peluncur mencapai orbit di ketinggian 650 kilometer (km) pada 21,93 menit sejak lepas landas. Pada 67 detik berikut atau 23 menit sejak lepas landas, satelit Lapan dilepaskan saat roket mencapai kecepatan 7,53 km per detik.

137570_620Setelah lepas, semua sistem di satelit Lapan otomatis dihidupkan memakai daya baterai dan panel surya. Selanjutnya, tim pengendali satelit di stasiun Bumi Lapan Rancabungur Bogor akan mendeteksi keberadaan satelit.

Setelah semua satelit lepas dari roket, akan ada tujuh obyek baru di antariksa. Meski sudah mengirim sinyal ke Bumi, belum bisa dipastikan mana satelit Lapan A2 ataupun satelit lain.

Tim Lapan akan menjejak keberadaan satelit Lapan A2 berdasarkan informasi dari roket tentang waktu dan posisi pasti saat satelit dilepas serta data obyek baru di antariksa. “Penjejakan butuh 3-7 hari,” katanya.

Meski fungsi operasional baru 20 persen, satelit Lapan A2 bisa memantau mobilitas kapal laut, eksplorasi sumber daya laut, dan operasi keamanan laut. Satelit juga untuk komunikasi saat bencana, deteksi pulau terluar, dan penginderaan jauh (inderaja).

“Meski resolusi instrumen inderaja 4-5 meter, tak secanggih satelit khusus inderaja, satelit Lapan A2 melintasi Indonesia 14 kali sehari. Jadi, bisa memasok data lebih banyak dan rinci,” kata Thomas. (MZW)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 September 2015, di halaman 14 dengan judul “Satelit Lapan A2/Orari Menuju Antariksa”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB