Pengembangan dan peningkatan koleksi tumbuhan di kebun raya tidak boleh sembarangan, tetapi harus dilakukan melalui kegiatan eksplorasi, pertukaran spesimen, atau sumbangan material. Fungsi utama kebun raya untuk riset.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO—Sejumlah tanaman kantong semar (Nepenthes) yang menjadi koleksi di Taman Tematik Nepenthes di lingkungan Kebun Raya Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (28/3/2021). Taman Tematik Nepenthes yang menjadi salah satu wahana kunjungan baru bagi wisatawan di Kebun Raya Bogor ini bertujuan menjadi salah satu sarana wisata edukasi.
Ketersediaan dan pengembangan koleksi tumbuhan sangat penting serta menjadi tulang punggung dalam upaya konservasi ex situ di setiap kebun raya. Namun, pengembangan dan peningkatan koleksi tumbuhan tidak boleh sembarangan dan harus merujuk pada ketentuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya, kebun raya harus selalu melakukan pengembangan koleksi tumbuhan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah berbagai jenis tumbuhan beserta kualitasnya. Pengadaan dan peningkatan jenis koleksi tumbuhan dilakukan melalui kegiatan eksplorasi, pertukaran spesimen, dan sumbangan material.
”Peningkatan koleksi tumbuhan ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Koleksi ini juga harus disertai data minimal meliputi asal-usul, tanggal diperoleh, nomor kolektor, habitat asal, lokasi asal, kondisi populasi alami, dan data pendukungnya,” ujar Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hendrian dalam diskusi daring, Rabu (14/4/2021).
Koleksi tumbuhan di kebun raya juga perlu disertakan nama jenisnya meski belum bisa diidentifikasi hingga level spesies. Banyaknya ketentuan yang ditetapkan ini membuat kebun raya tidak bisa sembarangan menjadikan koleksi tumbuhan tanpa kejelasan asal-usul habitat ataupun populasinya.
Hendrian mengatakan, upaya mengembangkan koleksi tumbuhan dilaksanakan oleh lembaga di bidang ilmu pengetahuan atau pemerintah daerah. Oleh karena itu, pengembangan koleksi tumbuhan ini wajib dilakukan semua kebun raya baik Kebun Raya Bogor, Cibodas, Purwodadi, Batam, Solok, maupun Eka Karya dan Jagatnatha di Bali.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO—Peneliti LIPI, Dian Latifah, memeriksa kondisi suhu bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanun Becc) yang mekar di Kebun Raya Bogor, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/1/2020). Bunga raksasa yang mekar ini memiliki ketinggian 194 sentimeter.
Ia pun menekankan pentingnya pengembangan koleksi tumbuhan ini dalam upaya konservasi ex situ atau di luar habitat asli. Hal ini karena fakta menunjukkan adanya ancaman terhadap populasi tumbuhan di habitat asli, seperti alih fungsi lahan, perubahan iklim, dan pengambilan di alam secara ilegal.
Selain pentingnya meningkatkan koleksi tumbuhan, Hendrian juga mengakui bahwa saat ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi dalam memperkenalkan kebun raya kepada masyarakat dan pengampu kepentingan lain. Sebab, selama ini masih banyak pihak yang belum tahu tentang kebun raya, termasuk perbedaannya dengan taman kota atau tempat wisata.
Menurut Hendrian, kebun raya dan taman merupakan suatu konsep yang berbeda. Kebun raya lebih mengedepankan fungsi riset dan konservasi meski dalam praktiknya terdapat aspek pariwisata. Sementara mayoritas taman dibuat untuk aktivitas rekreasi.
Kesalahan nomenklatur ini juga dinilai Hendrian masih kerap terjadi untuk penyebutan Kebun Raya Cibodas. Padahal, Peraturan LIPI Nomor 7 Tahun 2020 telah jelas menyebutkan bahwa Kebun Raya Cibodas diperuntukkan bagi bidang konservasi tumbuhan dataran tinggi basah.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN—Pengunjung mengamati pohon beringin raksasa yang diperkirakan berusia ratusan tahun di Kebun Raya Eka Karya Bali di Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (26/4/2013). Kebun raya yang luasnya 157,5 hektar ini memiliki koleksi sekitar 2.000 spesies tanaman.
”Kebun Raya Cibodas adalah nama populer dari Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI. Jika kita menyebut Kebun Raya Cibodas dengan taman, secara implisit yang lebih mengemuka adalah fungsi pariwisata dan aspek estetiknya. Oleh karena itu, persoalan nama ini juga cukup penting,” ujarnya.
Hendrian menegaskan, kesalahan nama mungkin hanya persoalan sederhana, tetapi hal ini menyangkut bagaimana orang memersepsikan kebun raya. ”Jika pemahaman tentang Kebun Raya Cibodas ini tidak diluruskan dan disosialisasikan secara baik, dikhawatirkan akan semakin keliru,” ujarnya.
Pemetaan tumbuhan
Peneliti Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Decky Indrawan Junaedi, mengatakan, proses konservasi di Kebun Raya Cibodas dilakukan dengan cara memetakan tumbuhan yang akan dikoleksi. Pemetaan ini bertujuan agar peneliti mengetahui target tumbuhan apa saja yang akan dikonservasi secara ex situ saat melakukan eksplorasi di habitat asli.
”Data tanaman yang akan dibawa ke Cibodas itu, selain data pengambilan, juga memuat data habitat, seperti di lereng curam atau di tempat datar. Data habitat ini menjadi pertimbangan untuk penanaman koleksi di kebun raya itu sendiri. Jadi, kondisi penanaman kalau bisa dibuat semirip mungkin dengan habitat asli,” ucapnya.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO—Pengunjung menggunakan gawai untuk memotret tanaman kantong semar (Nepenthes) di Kebun Raya Cibodas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (29/5/2017).
Setelah data diperoleh, tumbuhan tidak langsung ditanam di kebun raya. Namun, terdapat proses lanjutan khususnya terkait dengan aklimatisasi atau upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi organisme pada lingkungan baru yang akan dihuninya. Peran peneliti juga sangat signfikan dalam mengidentifikasi jenis tumbuhan tersebut hingga tingkat spesies dengan metode yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas Dian Latifah menyatakan, sesuai dengan peruntukannya, tumbuhan yang cocok dikonservasi di Kebun Raya Cibodas adalah tumbuhan yang berhabitat di daerah dengan suhu rendah dan kelembaban tinggi. Konservasi yang dilakukan tidak hanya sebatas penanaman, tetapi juga pengembangan benih.
”Saat ini bank benih Kebun Raya Cibodas memiliki koleksi benih sebanyak 189 nomor yang mencakup 128 jenis dan 60 famili. Benih ini juga melengkapi koleksi tumbuhan yang saat ini berjumlah 11.793 individu dan telah dilengkapi data secara lengkap,” katanya.
Oleh PRADIPTA PANDU
Editor: ICHWAN SUSANTO
Sumber: Kompas, 14 April 2021