Para Peneliti Asing Berminat Tangani Citarum

- Editor

Jumat, 30 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah peneliti asing menawarkan kerja sama meminimalkan dampak buruk Sungai Citarum. Mereka berasal dari Belanda, Jerman, hingga Tanzania yang tidak saja terkait dengan infrastruktur, tetapi juga pemberdayaan ekonomi dan pembentukan karakter sosial masyarakat sekitarnya.


”Pemberitaan internasional tentang Sungai Citarum sangat memprihatinkan. Citarum dianggap sungai paling tercemar di dunia. Apabila dampak buruk di Citarum bisa diselesaikan, hal serupa bisa diterapkan di daerah lain,” kata Director Institute for Science, Innovation and Society dari Radboud University Nijmegen A.J.M Smits di Gedung Sate, Bandung, Rabu (28/1).

Citarum adalah sungai terpanjang di Jawa Barat. Dengan panjang 297 kilometer, sungai ini berhulu di Situ Cisanti di Kabupaten Bandung dan bermuara di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Citarum berperan vital sebagai penyedia air minum, irigasi, dan pembangkit listrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, Citarum juga punya masalah panjang dan kronis bertahun-tahun. Pencemaran, erosi, dan banjir membuat Citarum disorot publik.

”Menyelamatkan Citarum bukan hanya untuk Indonesia, melainkan juga kelestarian dunia,” kata Smits.

Hans Komakech, peneliti di Nelson Mandela African Institution of Science Technology, menyatakan tertarik menangani Citarum lewat pengalamannya di Sungai Pangani di Tanzania. Masalah Pangani terkait penurunan debit air dan pencemaran.

citarumPenyelamatan Sungai Pangani memberi hasil positif beberapa tahun terakhir. Dampak buruk pencemaran dikurangi lewat peran aktif masyarakat.

Dwina Roosmini, Ketua Program Studi Master dan Doktoral Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung, mengatakan, program pendampingan masyarakat di hulu Citarum dilakukan dengan penempatan mahasiswa gelar ganda. Ia berharap kerja sama melibatkan para peneliti dari berbagai negara segera terwujud. (CHE)

Sumber: Kompas, 30 Januari 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 64 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB