Mars Kembali Mencapai Jarak Terdekatnya dengan Bumi

- Editor

Rabu, 14 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selama bulan Oktober ini, Mars bisa disaksikan di seluruh Indonesia dan belahan langit selatan sepanjang malam. Waktu terbaik menyaksikannya adalah saat tengah malam saat posisi Mars cukup tinggi atau di atas kepala.

KOMPAS/NASA/JPL-CALTECH/USGS—Jarak Bumi-Mars mencapai titik terdekatnya pada Selasa, 6 Oktober 2020. Saat itu, jarak kedua planet itu hanya 62,07 juta kilometer, bandingkan dengan jarak rata-rata Bumi-Mars yang mencapai 225 juta kilometer.

Planet merah Mars kembali mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi pada Selasa (6/10/2020) pukul 21.00 WIB. Pada saat itu, Mars akan berada pada jarak 62,07 juta kilometer dan menjadikannya jarak terdekat Bumi-Mars hingga 15 tahun mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selama bulan Oktober ini, Mars bisa disaksikan di seluruh Indonesia dan belahan langit selatan sepanjang malam. Waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah saat tengah malam, saat posisi Mars cukup tinggi atau di atas kepala.

Mars akan terbit di awal malam tepat di arah timur. Warnanya yang merah cerah tak berkedip seperti cahaya bintang membuat penampilan Mars ini mudah dikenali.

Warnanya yang merah darah membuat bangsa Romawi menamainya Mars, nama dewa perang mereka. Dalam mitologi Yunani, dia dikenal sebagai Ares. Namun, masyarakat Jawa memanggilnya sebagai Joko Belek karena warna merahnya mirip mata yang sedang sakit.

Sesuai data timeanddate.com, di Jakarta, Mars pada Selasa (6/10/2020) akan terbit pukul 18.22 WIB dan tenggelam di barat pada Rabu (7/10/2020) pukul 06.19. Namun, cuaca mendung yang terjadi sepanjang malam membuat warna merah Mars itu tidak bisa dinikmati.

KOMPAS/NASA—Ilustrasi yang menggambarkan bentuk orbit Bumi dan Mars mengelilingi Matahari. Orbit keduanya berbentuk elips dan miring sehingga jarak terdekat Bumi-Mars senantiasa berubah. Selain itu, orbit keduanya mudah terpengaruh oleh gravitasi planet lain, khususnya Mars yang mudah terpengaruh gravitasi Jupiter.

Jarak terdekat
Jarak terdekat Bumi-Mars selalu berulang setiap 26 bulan sekali. Kesempatan ini biasanya digunakan oleh para ahli antariksa untuk mengirimkan berbagai misi ke Mars karena akan membuat lintasan menuju planet merah itu menjadi lebih dekat.

Pada Juli 2020, setidaknya ada tiga misi Bumi menuju Mars. Mereka adalah wahana Al Amal atau Harapan milik Uni Emirat Arab yang diluncurkan pada 20 Juli, wahana Tianwen dari China pada 23 Juli, dan Perseverance milik Amerika Serikat pada 30 Juli.

Jarak terdekat Bumi-Mars pada 6 Oktober 2020 kali ini terjadi pada jarak 62,07 juta kilometer. Seperti dikutip dari earthsky.org pada Senin (5/10/2020), jarak terdekat kedua planet itu sebelumnya berlangsung pada 31 Juli 2018 pada jarak 57,59 juta kilometer. Sementara jarak terdekat Bumi-Mars berikutnya akan terjadi pada 8 Desember 2022.

Namun setelah 2020 ini, jarak paling pendek antara Bumi dan Mars akan mulai menjauh. Jarak kedua planet itu akan kembali mendekat mulai tahun 2029. Selanjutnya pada 2035, jarak Bumi-Mars akan mencapai 56,9 juta kilometer.

Perubahan jarak terdekat Bumi-Mars itu terjadi karena orbit atau lintasan Bumi dan Mars mengelilingi Matahari berbentuk elips atau bulat telur. Jika lintasan revolusi kedua planet itu berbentuk lingkaran, jarak terdekat keduanya akan senantiasa sama.

Selain itu, bentuk orbit kedua planet itu senantiasa berubah walau sangat kecil. Perubahan lintasan itu terjadi karena adanya gaya tarik dari planet-planet lain di Tata Surya, seperti Mars yang sangat terpengaruh oleh gaya tarik planet raksasa di dekatnya, yaitu Jupiter.

KOMPAS/NASAI—Diagram menunjukkan proses terjadinya oposisi Mars pada 13 Oktober 2020. Oposisi Mars terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Mars berada dalam satu garis lurus dengan Bumi dan Mars berada pada sisi yang sama terhadap Matahari.

Di samping itu, orbit Bumi dan Mars tidaklah sebidang atau sedikit miring satu dengan yang lain. Berbagai kondisi itu membuat jarak terdekat Bumi-Mars selalu berubah-ubah.

Sebagai gambaran, seperti dikutip space.com, 1 Maret 2012, jarak Bumi-Mars paling pendek adalah 54,6 juta kilometer dan paling jauh mencapai 401 juta kilometer. Jarak terjauh itu tercapai saat Bumi dan Mars berada pada sisi yang berlawanan terhadap Matahari. Sementara jarak rata-rata Bumi-Mars adalah 225 juta kilometer.

Meski demikian, seperti dikutip dari nasa.gov, jarak Bumi-Mars sejauh 54,6 juta kilometer itu sangat jarang terjadi. Jarak terdekat Bumi-Mars selama 60.000 tahun terakhir terjadi pada 27 Agustus 2003 saat Bumi-Mars hanya terpaut jarak sejauh 55,76 juta kilometer. Jarak terdekat itu tidak akan pernah dicapai lagi sampai 28 Agustus 2287.

Bukan hanya pengiriman misi ke Mars yang menjadi lebih mudah saat Bumi-Mars mencapai titik terdekatnya, pengamatan Mars pun menjadi lebih baik untuk dilakukan, baik pengamatan menggunakan teleskop maupun mata telanjang.

Bulatan Mars akan terlihat sedikit lebih besar dan warna merahnya pun lebih kuat. Namun, jangan pernah membayangkan besaran piringan Mars tampak seperti Bulan purnama seperti kabar bohong atau hoaks yang sering beredar di media sosial sejak peristiwa jarak terdekat Bumi-Mars 2003. Bertambahnya ukuran piringan Mars itu memang sulit diamati dengan mata karena sangat kecil hingga sulit dibedakan.

Jarak terdekat Bumi-Mars pada Oktober ini juga berlangsung berdekatan dengan terjadinya oposisi Mars, yaitu ketika Matahari, Bumi, dan Mars membentuk garis lurus dengan Bumi dan Mars ada di sisi yang sama terhadap Matahari. Oposisi Mars itu akan terjadi pada 13 Oktober 2020.

Karena itu, Oktober ini adalah kesempatan terbaik bagi penikmat langit malam untuk bisa menyaksikan langsung atau mendapat citra Mars yang terang. Makin jauh jarak Bumi dan Mars, maka cahayanya akan makin meredup.

Selain Mars, langit malam di Indonesia selama Oktober ini juga menyajikan pemandangan langit yang sangat menarik. Ada Merkurius yang terlihat di barat sesaat setelah Matahari terbenam hingga sekitar pukul 19.00.

Ada pula Jupiter dan Saturnus yang terlihat terang di atas kepala pada awal malam dan terbenam saat tengah malam. Menjelang subuh, sekitar pukul 03.00, Venus bisa disaksikan di langit timur hingga Matahari terbit.

Jadi, selamat menikmati indahnya langit malam.

Oleh MUCHAMAD ZAID WAHYUDI

Editor: EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 7 Oktober 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB