Mahasiswa ITB Tawarkan Plastik Ramah Lingkungan yang Bisa Jadi Tanaman

- Editor

Sabtu, 18 April 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Inovasi mahasiswa mempunyai peluang ]diaplikasikan ke tengah masyarakat. Kali ini, sebagian mahasiswa berinovasi dengan sampah plastik.

DOKUMENTADI L’OREAL INDONESIA–Tim Plustree dari Institut Teknologi Bandung menjadi pemenang nasional L’Oreal Brandstorm 2020. Tim ini menawarkan plastik ramah lingkungan yang diisi biji sehingga bisa ditanam saat sudah jadi sampah.

Mahasiswa punya segudang ide untuk turut serta menyelamatkan Bumi dari kerusakan akibat sampah plastik, termasuk yang dihasilkan industri kecantikan. Potensi mahasiswa dalam menemukan inovasi yang memiliki peluang diaplikasikan di dunia usaha ataupun masyarakat ini dijaring lewat ajang tahunan L’Oreal Brandstorm 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penyelenggaraan grandfinal L’Oreal Brandstorm 2020 tahun ini penjuriannya dilaksanakan secara virtual pada Kamis (16/4/2020) akibat pandemi Covid-19. Sebagai pemenang nasional adalah Tim Plustree dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Tim ini terdiri dari mahasiswa Fakultas Teknologi Industri ITB, yakni Antonius Reynard Affandi, Karin Adriana, dan Farhan Hadi Taskaya.

Di acara wawancara virtual bersama media di Jakarta, Jumat (17/4/2020), Direktur Sumber Daya Manusia L’Oreal Indonesia Restu Widiati mengatakan, ada sekitar 1.000 mahasiswa dari 40 perguruan tinggi yang mengikuti kompetisi ini. Mereka ditantang menciptakan inovasi yang dapat mendukung dunia industri dalam upaya mengurangi penggunaan plastik.

”Kami buat case study di kompetisi ini yang setiap tahun temanya berbeda. Kali ini kami mengajak mahasiswa Indonesia berkontribusi membantu industri kecantikan untuk dapat menjalankan usaha secara ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik,” jelas Restu.

Plustree akan mewakili Indonesia berkompetisi di tingkat global bersama peserta dari 65 negara pada Juni yang bepusat di Paris, Perancis. Tim ini menawarkan inovasi Plustree, yakni mengurangi penggunaan kemasan plastik satu kali pakai dengan kemasan biomasa yang dapat terurai ke dalam tanah.

DOKUMENTASI L’OREAL INDONESIA—Direktur Sumber Daya Manusia L’Oreal Indonesia Restu Widiati

Menghasilkan tanaman
Produk Plustree ini mengubah material awal plastik pada kemasan yang terbuat dari minyak bumi menjadi bahan alami yang terbuat dari serat pati, seperti jagung dan singkong. ”Di dalam kemasan Plustree terdapat biji yang dapat tumbuh menjadi tanaman. Setelah digunakan oleh konsumen, kemasan Plustree dapat ditempatkan ke dalam pot sebagai benih untuk menumbuhkan tanaman,” kata Antonius.

Farhan menambahkan, Plustree akan mengubah perilaku konsumen menjadi lebih sadar akan lingkungan dan membuat program komunitas ramah lingkungan dengan bantuan aplikasi interaktif. ”Bukan sekadar ikut mengurangi plastik, tetapi nanti konsumen juga bisa memanfaatkan sachet untuk ditanam di rumah jika bijinya sayuran. Atau juga tanaman untuk mendukung penghijauan,” kata Farhan.

Karin menambahkan, inovasi mereka masih banyak butuh perbaikan teknis. ”Kami senang bisa dapat banyak masukan dari para juri. Kami yakin inovasi ini bisa berguna untuk mendukung keberlanjutan lingkungan,” tambah Karina.

DOKUMENTASI L’OREAL INDONESIA–Suasana kompetisi penjurian grandfinal secara vitual kompetisi L’Oreal Brandstorm 2020. Tahun ini mahasiswa ditantang menghasilkan inovasi yang dapat mengurangi penggunaan plastik di industri kecantikan. Kompetisi dimenangi Plustree, tim mahasiswa ITB.

Salah satu juri yang juga Pendiri Waste4Change, Mohammad Bijaksana Juneosano, mengatakan, secara umum perusahaan Indonesia masih jauh untuk menjalankan industri ramah lingkungan dan keberlanjutan. Salah satunya terlihat dari manajemen pengelolaan sampah industri yang belum baik.

Salah satu yang berkomitmen menjalankan industri secara berkelanjutan adalah L’Oreal Indonesia yang bekerja sama dengan Waste4Change. ”Program L’Oreal Brandstorm ini mampu menjaring ide mahasiswa yang inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan. Banyak ide segar anak muda Indonesia yang bisa diterapkan untuk membantu industri dan masyarakat,” ujar Juneosano.

Sementara itu, Melanie Masriel selaku Communications, Public Affairs, and Sustainability L’Oreal Indonesia menjelaskan ajakan inovasi bagi mahasiswa dengan tema utama untuk mengurangi penggunaan plastik atau ”Build a Plastic-less Future in the Beauty Industry”, sejalan dengan komitmen L’Oreal secara global pada osu keberlanjutan. Penggunaan kemasan plastik dari produk juga telah dikembangkan dengan komitmen pada keberlanjutan.

”Dukungan pada mahasiswa ini supaya dunia industri semakin terbantu dengan inovasi baru yang muncul dari anak muda. Apalagi, L’Oreal mendukung pengembangan industri dengan basis riset yang salah satunya ada di perguruan tinggi,” ujar Melanie.

DOKUMENTASI L’OREAL INDONESIA—Communications, Public Affairs, and Sustainability L’Oreal Indonesia Melanie Masriel

Melanie melanjutkan, talenta muda Indonesia dapat membuktikan bisa berkontribusi di tingkat internasional. Pada tahun lalu, untuk pertama kalinya tim mahasiswa Indonesia jadi juara internasional.

”Kami berharap Indonesia bisa kembali meraih juara di tingkat internasional seperti tahun lalu, yang juga diwakili mahasiswa ITB,” jelas Melanie.

Pemenang di tingkat internasional akan mendapatkan hadiah utama Intrapreneurship Award dari kampus start up terbesar dunia, Station F, di Paris. Selain itu mengikuti One Young World Summit di Munich. Pemenang internasional akan diberikan kesempatan magang di Paris selama tiga bulan untuk mengembangkan ide mereka.

Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU

Editor: MARIA SUSY BERINDRA

Simber: Kompas, 17 April 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 19 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB