LIPI Hasilkan Penelitian untuk Deteksi Tanah Longsor

- Editor

Rabu, 14 Februari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frekuensi bencana tanah longsor meningkat seiring dengan kondisi musim hujan saat ini. Untuk itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengembangkan teknologi Wiseland yang dapat menyediakan sistem pemantauan gerakan tanah berbasis jejaring sensor nirkabel.

Teknologi Wiseland merupakan hasil penelitian dari tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang dipimpin Adrin Tohari. Adrin merupakan peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.

DEONISIA ARLINTA UNTUK KOMPAS–Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adrin Tohari, seusai acara diskusi media bertema ”Hasil-hasil Penelitian LIPI untuk Cegah Tanah Longsor” di Jakarta, Selasa (13/2). Ia adalah pemimpin penelitian LIPI yang mengembangkan teknologi Wiseland.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Tujuan Wiseland ini adalah untuk menyediakan teknologi pemantauan gerakan tanah. Diharapkan, sistem ini lebih efektif dan andal dalam memantau dan mengendalikan peringatan dini dari ancaman berbagai jenis gerakan di daerah yang luas,” ujar Adrin seusai acara diskusi media bertema ”Hasil-hasil Penelitian LIPI untuk Cegah Tanah Longsor” di Jakarta, Selasa (13/2).

Teknologi ini dapat digunakan untuk memantau bahaya gerakan tanah dalam ataupun dangkal, baik yang berada pada lereng alami maupun timbunan.

Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Adrin menyebutkan, teknologi Wiseland memiliki beberapa keunggulan dibandingkan hasil penelitian yang sudah ada di Indonesia.

Keunggulannya ialah dapat menjangkau daerah pemantauan yang luas berdasarkan jejaring sensor, menyajikan data akurat dalam waktu nyata, serta memiliki sumber daya mandiri melalui tenaga panel surya dan baterai kering.

”Saat ini, teknologi Wiseland baru diimplementasikan di beberapa wilayah, seperti di Desa Pangalengan, Kabupaten Bandung; Jembatan Cisomang ruas Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta; dan Desa Clapar, Kabupaten Banjarnegara. Harapannya, pemerintah bisa mendukung penelitian ini dengan menggunakannya di wilayah lain,” tutur Adrin. (DD04)

Sumber: Kompas, 13 Februari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 16 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB