Kecerdasan Buatan untuk Bantu Layanan Kesehatan

- Editor

Jumat, 10 Februari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemanfaatan kecerdasan buatan untuk mengolah data bisa dimanfaatkan oleh sektor kesehatan agar memberikan layanan preventif yang lebih baik dan personal kepada masyarakat. Potensinya terbuka lebar mengingat separuh lebih penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet dan setiap saat menghasilkan data tidak terstruktur yang bisa dimanfaatkan.

Salah satu teknologi yang digunakan adalah Watson Oncology, implementasi kecerdasan buatan Watson dari IBM untuk penanganan kanker. Watson Oncology bekerja lewat perbandingan rekam medis pasien dengan basis data penanganan medis yang sudah teruji dan mencari data pendukung dari berbagai sumber, mulai dari 290 jurnal medis, 200 buku teks kedokteran, hingga 12 juta halaman teks artikel. Rekomendasi yang diberikan kecerdasan buatan ini bisa membantu dokter spesialis onkologi dalam memutuskan terapi paling tepat sesuai kondisi pasien berdasar riwayat medis.

“Setiap hari ada 100 artikel jurnal kesehatan baru yang menawarkan teknik atau metode pengobatan baru yang mustahil dibaca satu per satu oleh dokter. Semua dilakukan oleh Watson dan tinggal memberikan rekomendasi terbaik bagi dokter,” ujar Louis Richardson, Chief Storyteller Watson IBM, saat ditemui di Jakarta, Selasa (7/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peran kecerdasan buatan, lanjut Richardson, adalah untuk memberi imbuhan kepada manusia dan tidak untuk menggantikannya. Rekomendasi yang dihasilkan Watson adalah hasil pembelajaran dari data yang dikumpulkan dan dianalisis untuk menghasilkan saran terbaik untuk dijalankan manusia.

Al Novam Basukiwijaya, Country Manager Hardware IBM Indonesia, mengatakan, peluang pemanfaatan data di Indonesia terbuka lebar. Ini mengingat pengguna internet di Indonesia, berdasarkan riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, mencapai 132,7 juta orang pada 2016, tumbuh dari angka 88,1 juta orang pada 2015. Dengan tersambung ke internet dan menggunakan layanan yang tersedia, pengguna akan menghasilkan data tidak terstruktur yang bisa diolah ulang untuk dianalisis.

“Dengan mengumpulkan data pasien, bisa muncul rekomendasi yang bermanfaat untuk pencegahan sebelum kondisi memburuk,” kata Novam.

Data penjualan obat
Skenario pemanfaatan kecerdasan buatan dalam memahami data antara lain menganalisis data penjualan obat di sebuah wilayah untuk mendapat kesimpulan prevalensi penyakit tertentu. Data tersebut bisa menghasilkan rekomendasi bagi pengambil kebijakan untuk intervensi sebelum meluas.

Salah satu tantangan dari pemanfaatan data justru datang dari penggunanya yang kadang tidak menyadari nilai dari data yang mereka hasilkan. Apabila diramu dan diolah, lanjut Novam, hal itu bisa menghasilkan kesimpulan yang bermanfaat untuk banyak orang.

Layanan untuk mengolah data konsumen kesehatan masih sederhana dan salah satunya disediakan O2 Mediacare yang memungkinkan pengguna mengakses praktik dokter terdekat dengan posisinya. Data yang dikumpulkan dari pengguna seperti lokasi, dokter spesialis yang ditemui, dan intensitasnya. Layanan itu baru menggandeng 12 rumah sakit. “Keamanan data dari rekam medik pasien tetap terjamin,” kata pendiri IT Corp, Emanuel Setio Dewo. (ELD)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Maret 2017, di halaman 14 dengan judul “Kecerdasan Buatan untuk Bantu Layanan Kesehatan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Berita Terbaru