Kecerdasan Buatan, Investasi demi Informasi

- Editor

Sabtu, 1 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Teknologi kecerdasan buatan makin banyak digunakan untuk membantu berbagai aktivitas kehidupan. Dengan kecerdasan buatan, penjahat pun makin tak berkutik alias makin sempit beraktivitas. Rencana kejahatan mereka makin bisa diprediksi polisi. Pada suatu saat mungkin surat keterangan kriminalitas tak diperlukan lagi. Di China, polisi berencana melakukan pemeringkatan risiko terhadap warga yang pernah dan berpotensi melakukan kejahatan atau teror.

Penggunaan kecerdasan buatan untuk menangkal kejahatan adalah salah satu perkembangan baru dalam bisnis industri kecerdasan buatan. Dengan teknologi pengenalan muka secara tiga dimensi, mereka yang memasuki tempat penjualan senjata, tempat terlarang, dan lain-lain dapat dilacak dan dicegah ketika akan melakukan suatu kejahatan.

Perkembangan terbaru itu merupakan salah satu inovasi dalam bisnis perangkat teknologi berbasis kecerdasan buatan yang makin meningkat. Secara global, menurut Forbes, investasi perusahaan di penggunaan teknologi ini akan meningkat 300 persen pada 2017 dibandingkan tahun lalu. Nilai industri ini sekarang sekitar 300 miliar dollar AS dan akan meningkat hingga sekitar 1,2 triliun dollar AS pada 2020. Angka ini sebenarnya adalah “mencuri” dari aktivitas dan cara bisnis yang selama ini dilakukan secara konvensional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perusahaan-perusahaan dan juga lembaga pemerintah di beberapa negara sudah mulai mengkaji kebutuhan fasilitas kecerdasan buatan untuk mengefisienkan dan mempermudah berbagai pekerjaan yang selama ini dilakukan secara manual atau sedikit mendapat bantuan dari sistem komputer. Di dalam bisnis kecerdasan buatan ada beberapa fungsi, yaitu penggunaan perangkat pengenalan muka, kemampuan analisis yang lebih maju, dan teknologi mesin pembacaan.

Dalam bisnis, penggunaan kecerdasan buatan mempercepat pengambilan keputusan pemasaran, penjualan, pengelolaan sumber daya manusia, dan lain-lain karena teknologi itu bisa mengatasi informasi-informasi yang selama ini tak bisa disajikan atau kalau toh bisa disajikan membutuhkan waktu lama. Penggunan kecerdasan buatan yang digabung dengan data raksasa (big data) dan internet untuk segala keperluan (IoT) akan makin membantu dunia bisnis dalam melakukan pengambilan keputusan. Data-data yang selama ini tersembunyi bisa digali dan dipresentasikan hingga mempermudah pengambilan keputusan bisnis.

Setiap hari kita akan makin sering mendapatkan perkembangan terbaru penggunaan kecerdasan buatan karena hampir di banyak aktivitas kehidupan akan terbantu dengan teknologi ini. Semisal di media sosial, seperti Facebook, dulu kita harus mencari nama teman di dalam daftar pertemanan untuk menautkan sebuah foto kita ke akun teman. Saat ini Facebook sudah memberikan informasi di dalam foto itu nama-nama yang bisa ditautkan ketika akan mengunggah foto. Facebook mengenali wajah-wajah dalam foto itu karena menggunakan kecerdasan buatan.

Silo informasi
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang cepat akan menjadikan bisnis informasi berkembang cepat pula. Perusahaan akan makin melihat bila mereka membutuhkan gudang data yang besar sehingga ketika dibutuhkan mereka mudah menyajikan data dan informasi. Malah, di kalangan bisnis kecerdasan buatan mereka tak lagi menyebut gudang informasi, tetapi menyebutnya sebagai silo informasi. Silo sebenarnya adalah tempat penampungan raksasa di bisnis komoditas yang secara perlahan akan dikeluarkan bila komoditas itu dibutuhkan, tetapi pada saat yang sama bisa diisi kembali.

Data di dalam silo tak lagi hanya angka dan teks, tetapi juga suara, foto, citra tiga dimensi, video, dan informasi-informasi yang tak biasa. Dari pengambilan dan pengolahan materi di dalam silo itu akan muncul informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bisnis. Keputusan bisnis akan makin mudah dan cepat berdasar data yang sebenarnya kompleks dan rumit yang berhasil dikumpulkan. (ANDREAS MARYOTO)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 1 Agustus 2017, di halaman 17 dengan judul “Investasi demi Informasi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Berita Terbaru