Kecerdasan Buatan Berbasis Percakapan Mulai Berkembang

- Editor

Kamis, 6 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penerapan teknologi kecerdasan buatan bagi sejumlah sektor seperti perbankan dan telekomunikasi di Indonesia menjadi suatu keniscayaan. Salah satunya adalah kecerdasan buatan berbasis percakapan. Penerapan tersebut kini menimbulkan pertanyaan perihal eksistensi pekerja di kalangan customer service.

CEO dan Co-Founder Kata.ai, Irzan Raditya, mengatakan, saat ini, teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah banyak dikembangkan di berbagai sektor. Salah satunya adalah sektor perbankan.

Teknologi AI pada perbankan tak hanya berkaitan dengan kebutuhan profiling nasabah melalui Big Data. Namun, mereka kini juga tengah mengembangkan layanan chatbot, yaitu kecerdasan buatan berbasis percakapan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

FAJAR RAMADHAN UNTUK KOMPAS–Diskusi Panel dengan judul Filling The Gap Between Brand and Customer with Right Content berlangsung di Soehanna Hall, The Energy, Jakarta, Selasa (5/12/2018).

“Setidaknya ada tiga perbankan yang sudah bekerja sama dengan kami untuk mengembangkan chatbot. Mereka adalah Bank BRI, CIMB Niaga dan Trust Bank,” kata Irzan saat ditemui pada acara Interact 2018 di Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Irzan menambahkan, sektor telekomunikasi, juga sudah ada tiga operator seluler yang menggunakan layanan chatbot. Mereka adalah Telkomsel, Indosat, dan Tri.

Melalui chatbot, pelanggan bisa berinteraksi dan menanyakan keluhan seputar pelayanan yang diberikan. Semakin sering hal yang sama ditanyakan, chatbot akan semakin fasih memberikan solusi.

FAJAR RAMADHAN UNTUK KOMPAS–Tampilan Chatbots

Hal ini lantas membuat beban kerja customer service di sebuah perusahaan menjadi ringan. Kerja admin dalam bisnis retail juga bisa ditangani oleh chatbot selama 24 jam.

“Di BRI dan Telkomsel misalnya, 80 persen pertanyaan pelanggan sudah ditangani oleh chatbot. Selebihnya masih ditangani oleh agen,” tambah Irzan.

Menurutnya, keberadaan AI memungkinkan adanya jenis pekerjaan yang akan tergantikan. Namun, jenis pekerjaan baru juga bisa muncul. Hal itu ia pandang sebagai suatu hal yang wajar dalam revolusi industri.

“Sepuluh tahun lalu, siapa yang menyangka ada jenis pekerjaan social media specialist atau youtuber,” katanya.

Irzan juga mencontohkan bagaimana Kata.id bisa memunculkan jenis pekerjaan baru, seperti Conversation Designer yang bertugas menyajikan tampilan chatbot. Jenis pekerjaan baru lainnya adalah Data Trainer untuk melatih AI.

FAJAR RAMADHAN UNTUK KOMPAS–CEO dan Co-Founder Kata.ai, Irzan Raditya sedang memberikan keterangannya di Jakarta, Selasa (5/12/2018).

Empati dan kreativitas
Advocacy and Referral Marketing Expert TADA, Ryan Pasaribu, mengatakan, ada dua hal yang sejauh ini tidak bisa dilakukan oleh AI. Hal itu adalah empati dan kreativitas.

“Saya kira dua hal itu yang hanya dimiliki oleh manusia. Kita harus menjadi orang yang kreatif,” ujarnya.

CEO Mindshare Indonesia and South East Asia, Himanshu Shekhar menjelaskan bahwa AI akan membantu pekerjaan dunia industri. Tapi menurutnya, manusialah yang akan terus berkreasi. AI sendiri ada berkat kreativitas dari manusia.

Menurut Irzan, salah satu sektor yang potensial untuk pengembangan AI ke depan adalah kesehatan. Mengingat, saat ini perbandingan antara dokter dan masyarakat di Indonesia cukup mencolok. AI bisa menganalisis jenis penyakit dan pola hidup masyarakat, sehingga bisa memberikan rekomendasi.

“Bisa menganalisis aktivitas kesehatan, pola makan, dan aktivitas olahraganya. Dengan begitu masyarakat bisa diarahkan untuk menjalani kehidupan dengan lebih sehat,” ujarnya. (FAJAR RAMADHAN)–ADHI KUSUMAPUTRA

Sumber: Kompas, 5 Desember 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB