Inovasi Tidak Sekadar Menemukan Hal Baru

- Editor

Sabtu, 28 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kemampuan melakukan modifikasi dan perubahan adalah kunci kesuksesan sebuah inovasi. Peneliti tidak bisa asik sendiri dalam mengembangkan ilmu, tetapi tetap harus memikirkan kontribusi yang bisa dinikmati masyarakat.

Gagasan itu mengemuka dalam bincang-bincang bertema ”Inovasi Berdasarkan Pemanfaatan Kekayaan Alam”, di Jakarta, Jumat (27/10). Acara tersebut merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke-53 Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI). Hadir sebagai narasumber, Presiden Direktur Mustika Ratu Moeryati Soedibyo, Managing Director PT East West Indonesia Glenn Pardede, serta dua dosen Teknik Kimia UI, Misri Gozan dan M Sahlan.

Glenn menuturkan, dalam membuat bibit unggul, perusahaannya bekerja sama dengan 12.500 petani penghasil bibit. ”Melalui mereka, kami bisa mengumpulkan plasma nutfah Indonesia yang kaya raya. Teknologi berperan di dalam meneliti keefektivan plasma ini sebelum bisa diproduksi untuk dimanfaatkan 7 juta petani di Nusantara,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di dalam prosesnya, teknologi juga bermanfaat memetakan DNA benih-benih tumbuhan. Dengan demikian, ada pangkalan data yang menampung keterangan tiap-tiap daerah beserta tanaman khas masing-masing yang bisa dimanfaatkan untuk pangan.

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Mobil listrik karya mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia ditampilkan dalam pameran dalam rangka perayaan ulang tahun ke-53 Fakultas Teknik Universitas Indonesia, di Jakarta, Jumat (27/10). Mobil listrik ini memenangi perlombaan di sejumlah ajang internasional.

Kebutuhan masyarakat
Sementara Misri Gozan melakukan penelitian tentang manfaat tanaman tembakau. Hal ini didorong oleh kecemasan para petani tembakau dengan semakin ketatnya aturan konsumsi rokok oleh pemerintah. Oleh sebab itu, Misri mencari inovasi agar ada kegunaan tembakau selain menjadi rokok.

Ia kemudian mengolah tembakau menjadi senyawa yang bisa digunakan untuk mengusir nyamuk. Senyawa tersebut diproduksi dalam bentuk losion antinyamuk. Dalam hal ini, Misri menjabarkan pentingnya mengetahui kebutuhan masyarakat. Dari sekian banyak produk antinyamuk di masyarakat, produk tersebut harus memberi nilai tambah.

”Sebagai ilmuwan kita tidak boleh angkuh dan menganggap penelitian kita yang terbaik. Ada banyak hal di luar bidang pengetahuan kita yang tidak kita ketahui,” ujarnya di hadapan hadirin yang terdiri dari mahasiswa, alumni, dan birokrat kampus.

Ia mengemukakan pentingnya mendengar saran dari pihak ahli lain, seperti dari bidang pemasaran tentang cara menyebarluaskan produk di masyarakat dan menciptakan ciri khas agar bisa bersaing di pasaran. Pada intinya, inovasi tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, tetapi membutuhkan kerja sama berbagai pihak.

Sebagai ilmuwan kita tidak boleh angkuh dan menganggap penelitian kita yang terbaik. Ada banyak hal di luar bidang pengetahuan kita yang tidak kita ketahui.

Contoh lain ialah penelitian M Sahlan mengenai propolis. Ia menemukan produk propolis yang banyak dijual ternyata bahan bakunya dari luar negeri. ”Dalam hal ini, inovasi dilakukan dengan mencari dan memaksimalkan propolis produksi lebah Nusantara. Biaya produksi bisa ditekan dan prosesnya menyejahterakan peternak lebah lokal,” tuturnya.–LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sumber: Kompas, 28 Oktober 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB