Gunung Api Bawah Laut Miliki Biodiversitas Tinggi

- Editor

Kamis, 24 Juni 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunung api bawah laut di perairan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, memiliki keunikan, berada di kawasan segitiga terumbu karang dengan biodiversitas atau keanekaragaman hayati paling tinggi.

Mengetahui kandungan mineral dan pengaruh gunung api terhadap lingkungan di sekitarnya itu menjadi tujuan Indonesia Ekspedisi Sangihe Talaud (Index/Satal) 2010 yang merupakan kerja sama riset Indonesia-Amerika Serikat.

”Gunung api bawah laut itu diduga terletak di daerah cekungan dengan kedalaman sampai 6.000 meter. Keberadaan serta pengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya belum diketahui,” kata Ketua Tim Periset Indonesia dalam Index/Satal 2010 Sugiarta Wirasantosa, Rabu (23/6) di Bitung, Sulawesi Utara, ketika dihubungi dari Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Sugiarta, wilayah Indonesia timur sebagai lokasi pertemuan lempeng kerak bumi ini ditengarai terdapat beberapa gunung api bawah laut. Tetapi, kawasan itu sekaligus kaya dengan biodiversitas lautnya.

600 spesies

Segitiga terumbu karang berada di kawasan Asia Tenggara hingga Pasifik Barat diperkirakan memiliki lebih dari 600 spesies terumbu karang. Di wilayah perairan itu pula terdapat lebih dari 3.000 spesies ikan.

”Biodiversitas yang tinggi itu tidak terlepas dari keberadaan gunung-gunung api bawah laut,” kata Sugiarta.

Kepala Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumber Daya Nonhayati pada Badan Riset Kelautan dan Perikanan Budi Sulistyo mengatakan, kapal Okeanos Explorer milik Amerika Serikat yang akan digunakan untuk penelitian sudah bersandar di Bitung sejak 20 Juni 2010. Pada Kamis ini kapal berangkat menuju perairan Sangihe Talaud.

”Riset yang dikembangkan pertama kali adalah mengetahui batimetri atau lapisan pada permukaan dasar laut,” kata Budi.

Menurut dia, dari hasil batimetri diketahui lokasi gunung api bawah laut. Selanjutnya, gunung api bawah laut ini dikaji dari sisi lingkungannya, biota, maupun kandungan mineral.

Kapal Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menyusul pada 6 Juli 2010. Kapal riset BPPT tersebut akan mengambil beberapa sampel yang dimungkinkan untuk diambil dari bawah laut untuk dianalisis lebih lanjut. (NAW)

Sumber: Kompas, Kamis, 24 Juni 2010 | 04:45 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB