Peneliti LIPI Sasar Gandang Dewata

- Editor

Senin, 4 April 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dengan keunikan sejarah pembentukan Pulau Sulawesi, Gunung Gandang Dewata yang berada di tengah-tengah pulau tersebut diyakini kaya keanekaragaman hayati. Karena informasi terkait jenis-jenis organisme serta potensi dan manfaatnya masih minim, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan memberangkatkan tim peneliti dalam ekspedisi riset ke sana.

Pelaksanaan ekspedisi bersamaan dengan ekspedisi LIPI ke Sumba, Nusa Tenggara Timur, 15 April-4 Mei. Seluruh eksplorasi bidang hayati di dua tempat tersebut dikoordinasikan dalam satu program, yaitu Eksplorasi Bioresources.

Koordinator Lapangan Sulawesi Barat Eksplorasi Bioresources, Anang Setiawan Achmadi, mengatakan, Sumba dan Sulawesi termasuk Area Wallacea. Riset di Sumba untuk mewakili studi keanekaragaman hayati pada dataran rendah dengan area riset maksimal pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), sementara di Gunung Gandang Dewata untuk yang dataran tinggi (berkisar 1.700-3.000 mdpl).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Secara sains, Area Wallacea bernilai tinggi karena dari area inilah teori evolusi muncul,” ucap Koordinator Eksplorasi Bioresources Amir Hamidy saat dihubungi, Sabtu (2/4). Area tersebut merupakan kawasan peralihan antara area satwa dan tumbuhan Asia dengan area Australia. Wilayahnya antara lain meliputi Lombok (Nusa Tenggara Barat) ke Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan Maluku. Penemu kekhasan satwa di area ini adalah Alfred Russel Wallace.

Terkait Gandang Dewata, Koordinator Lapangan Sulawesi Barat Eksplorasi Bioresources, Anang Setiawan Achmadi, menuturkan, belum banyak riset pada gunung ini sehingga dokumentasi jenis-jenis organisme di kawasan ini sangat minim.

Data yang minim antara lain pada kelompok serangga dan mikroorganisme. Padahal, tingkat keanekaragaman hayati di gunung tersebut kemungkinan besar tinggi, seperti telah dibuktikannya pada riset kelompok hewan tikus-tikusan.

Gandang Dewata adalah bagian dari rangkaian gunung yang dinamakan Pegunungan Quarlesi. Di kawasan pegunungan tersebut, tim peneliti sudah menemukan tiga macam tikus, yaitu tikus ompong, tikus air, dan tikus akar. Ketiganya merupakan genus baru.

Sejarah geologi
Berdasarkan teori sejarah geologi, Pulau Sulawesi merupakan pertemuan lempeng setidaknya dari lima arah, yaitu dari Filipina, Kalimantan, dekat Kepulauan Maluku, Jawa-Bali, dan Australia. Pulau seperti Sulawesi saat ini diduga terbentuk sejak zaman Miosin (sekitar 26 juta tahun lalu).

Di kawasan yang diteliti, tim akan mendata keragaman jenis organisme. Tim juga akan mencoba memetakan batas-batas persebaran jenis organisme tertentu dan mengetahui faktor penyebab batas-batas tersebut terpatok di suatu daerah.

Eksplorasi Bioresources pernah dilaksanakan tahun lalu dengan melibatkan sekitar 50 peneliti untuk mempelajari keanekaragaman hayati Pulau Enggano di Provinsi Bengkulu. Terdapat 34 bidang riset yang dibuat para peneliti setelah dari Enggano. Karena itu, Amir menargetkan bidang riset dari eksplorasi di Gunung Gandang Dewata dan Sumba melebihi yang dari Enggano.

Amir menambahkan, tim tidak hanya mendata jenis-jenis mikroorganisme, tetapi juga mengeksplorasi manfaat dari keanekaragaman hayatinya.(JOG)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 April 2016, di halaman 14 dengan judul “Peneliti LIPI Sasar Gandang Dewata”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB