Siklon Tropis Jelawat Terbentuk di Utara Papua

- Editor

Selasa, 27 Maret 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Siklon tropis Jelawat terbentuk di Samudera Pasifik, sekitar 990 kilometer (km) utara Biak, Papua pada Senin (26/3/2018) pagi. Siklon ini bergerak ke barat menjauhi wilayah Indonesia dengan kecepatan 10 knot atau 19 km perjam. Pada hari Selasa (27/3/2018) pagi, siklon ini diperkirakan berada sekitar 1.270 km sebelah utara Biak.

Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mempredisksi, siklon tropis Jelawat ini akan memicu hujan dengan intensitas ringan – sedang di wilayah Maluku Utara dan Papua Barat bagian utara.

Siklon tropis Jelawat terbentuk di Samudera Pasifik, sekitar 990 kilometer (km) utara Biak, Papua pada Senin (26/3) pagi. Siklon ini bergerak ke barat menjauhi wilayah Indonesia dengan kecepatan 10 knot atau 19 km perjam. Pada hari Rabu (27/3) pagi, siklon ini diperkirakan sudah berada sekitar 1.270 km sebelah utara Biak. Sumber: BMKG

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu, gelombang dengan tinggi gelombang 1,25 – 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Sangihe Talaud, Laut Maluku bagian utara, Laut Halmahera, Laut Seram, Perairan Sarmi – Jayapura, dan Teluk Cendrawasih. Adapun gelombang dengan tinggi 2,5 – 4 meter berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Talaud, Kepulauan Halmahera, perairan utara Papua Barat, dan utara Biak.

Peneliti cuaca dan iklim BMKG Siswanto mengatakan, terbentuknya siklon tropis Jelawat di utara Katulistiwa ini belum menandai adanya perubahan angin monsun basah yang menandai musim hujan di Indonesia. “Aliran angin baratan yang membawa hujan masih dominan tetapi sudah mulai berkurang kekuatannya,” ungkapnya.

Sebelumnya, pekan lalu terbentuk siklon tropis Marcus di Samudera Hindia. Siklon sempat berada hingga sekitar 710 kilometer sebelah selatan barat daya Kota Denpasar, Bali. Sekalipun sebagian besar hujan lebat jatuh di laut, namun siklon ini berdampak pada angin kencang di Jawa dan Bali, dan gelombang tinggi di Samudera Hindia. (AIK)

Sumber: Kompas, 27 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB