Gempa Kuat Berpusat di Laut Banda

- Editor

Selasa, 27 Maret 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa dengan kekuatan M 6,4 melanda Maluku Tenggara Barat, Maluku pada Senin (26/3), pukul 3.14 WIB. Pusat gempa berada di Laut Banda, sekitar 276 km arah timur Kota Huwai, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 187 kilometer.

Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan cukup kuat, yaitu skala II – IV Modified Mercalli Intensity (MMI) dirasakan di Rumadai, Lewa, Damar, Babar, Ilmarang, dan Saumlaki.

“Dari segi magnitudo gempa ini sama dengan gempa Yogyakarta 26 Mei 2006 M 6,4 yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Meski guncangan kuat tetapi karena kedalaman hiposenternya memengah maka gempa kali ini tidak berpotensi merusak,” kata Kepala Bidang Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, menurut Daryono, gempa yang terjadi dipicu oleh aktivitas Subduksi Banda di zona Benioff. Hal ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme sesar oblique naik (oblique thrust fault).

Hingga pukul 15.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock). “Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang, karena gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” kata dia.
Sebelumnya, pada hari Minggu 25 Maret 2018, pukul 15.58.12 WIB, di wilayah yang berdekatan dengan pusat gempabumi ini juga terjadi gempabumi dengan magnituo M 5,6 dengan kedalaman 160 km. (AIK)

Gempa dengan kekuatan M 6,4 melanda Maluku Tenggara Barat, Maluku pada Senin (26/3) pukul 3.14 WIB. Pusat gempa berada di Laut Banda, sekitar 276 km arah timur Kota Huwai, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 187 km. Sumber: BMKG, 2018

Sumber: Kompas, 27 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB