Gempa M 6,1 Guncang Pegunungan Bintang

- Editor

Senin, 17 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa bermagnitudo M 6,1 terjadi di Pegunungan Bintang, Papua pada Minggu (16/12) pukul 18.42 WIT. Belum ada laporan kerusakan dan korban akibat gempa yang dikategorikan berkekuatan menengah ini.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, episenter gempa terletak di darat pada koordinat 3,97 Lintang Selatan dan 140,35 Bujur Timur atau 57 kilometer arah timur laut Kota Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini menengah akibat adanya deformasi dasar lempeng di bawah Jaya Wijaya. Sedangkan mekanisme pergerakannya sesar turun (normal fault),” kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan Peta Tingkat Guncangan BMKG, gempa dirasakan di daerah Keerom III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI), di Wamena III-IV MMI, di Jayapura II-III MMI, di Sentani II-III MMI, di Merauke II MMI, dan di Nabire II MMI.

–Gemp M 6,1 melanda Papua pada Minggu (17/12). Guncangan terkuat dirasakan di Keerom. Sumber: BMKG, 2018

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa dirasakan kuat selama 3-4 detik di wilayah Keerom sehingga membuat masyarakat keluar dari bangunan atau rumah. Namun, berdasarkan informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua, sejauh ini tidak ada data kerusakan bangunan atau pun korban.

Wilayah pegunungan di tengah-tengah Papua ini telah diidentifikasi memiliki sejumlah sesar aktif dan berulangkali dilanda gempa besar. Misalnya, pada 6 April 2013, gempa bermagnitudo 7,3 terjadi di Sesar Pegunungan Tengah yang menewaskan dua orang. Gempa juga pernah terjadi di kawasan ini pada 1926 bermagnitudo 7,9 dan 1971 dengan magnitudo 8,1.–AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 16 Desember 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB