Farmasi; Jadikan Dokumen Paten Referensi Riset

- Editor

Minggu, 20 April 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Riset dan teknologi perusahaan farmasi dalam rangka menciptakan inovasi baru didorong mengacu dokumen paten. Tujuannya agar inovasi yang bermanfaat bagi publik itu tidak bermasalah dari sisi hak paten.

Melalui dokumen paten yang dijadikan referensi, pelaku usaha farmasi tak perlu meneliti dari awal. Sebaliknya, tanpa informasi awal, bisa jadi penelitian yang dikembangkan sudah ada yang melakukan dan mematenkan.

”Bisa bermasalah dan ditolak jika hendak dipatenkan lagi,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham) Razilu dalam acara ”1st GP Farmasi Indonesia Sharing Session Forum”, di Jakarta, Selasa (15/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pelaku usaha, kata dia, juga perlu melihat masalah kesehatan di masyarakat sebagai peluang melahirkan teknologi baru, seperti obat atau antibodi, sebagai solusi. ”Masalah-masalah yang ada seharusnya bisa memberi ide penemuan atau inovasi yang bisa dirintis jadi solusi,” ujar Razilu.

Hal sama dikatakan Edy Putra Irawady, Deputi Menteri Koordinator Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Berdasarkan data, ada sejumlah penyakit yang paling sering dikeluhkan, seperti gangguan pernapasan saluran atas, diare, penyakit kulit, dan darah rendah. Data itu seharusnya mendorong perusahaan farmasi berlomba-lomba menciptakan inovasi untuk masyarakat.
Harus paham

Ditegaskan Razilu, pelaku farmasi juga harus memahami prinsip-prinsip sistem hak intelektual dan syarat yang diperlukan. ”Kalau tidak paham, akan sulit merasakan manfaat perlindungan hak intelektual,” ujarnya.

Ia memberikan gambaran, hak paten akan diberikan kepada pihak yang lebih dulu mendaftarkan temuannya ke kantor hak paten (first to find). Artinya, jika ada yang menemukan inovasi baru, tetapi terlambat didaftarkan, yang bersangkutan tidak bisa mendapat hak paten atas temuannya tersebut.

Selain menjadikan dokumen paten sebagai referensi melakukan inovasi, hal penting lain yang juga menjadi pembahasan dalam diskusi itu adalah kendala berupa masih minimnya riset dan pengembangan teknologi yang melibatkan badan penelitian dan perguruan tinggi serta industri.

Ahmad M Ramli, Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kemkumham, mengatakan, pihaknya ingin mendorong adanya forum antara investor dan inventor untuk membahas inovasi di dunia farmasi. ”Perusahaan farmasi sebaiknya turut membiayai mahasiswa yang sedang disertasi, misalnya. Jika dari penelitian itu muncul inovasi baru, bisa langsung didaftarkan ke kantor paten untuk mencegah dicuri orang,” kata dia. (A01)

Sumber: Kompas, 19 April 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB