Ditemukan Planet Mirip Bumi di Luar Tata Surya

- Editor

Minggu, 20 April 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CAPE CANAVERAL, KAMISDitemukan planet baru yang disebut-sebut mirip Bumi, baik ukuran maupun suhunya. Temuan planet di luar tata surya Bumi itu mendapat komentar beragam dari beberapa astronom.

Obyek yang dinamai Kepler-186f itu ditemukan tahun lalu, sebelum teleskop Kepler rusak. Temuan itu diumumkan pada jumpa pers di Cape Canaveral, Florida, AS, Kamis (17/4). Laporan detailnya dimuat pada jurnal Science edisi Jumat (18/4).

Kepler-186f bergerak mengelilingi sebuah bintang katai (dwarf star) berjarak 500 tahun cahaya—satu tahun cahaya 9,6 triliun kilometer. Planet itu padat berbatu berukuran sekitar 10 persen lebih besar dari Planet Bumi, dengan suhu tak terlalu panas dan tak terlalu dingin. Diduga ada air berwujud cair.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Ini temuan istimewa karena kami sudah mengetahui bahwa planet dengan ukuran ini dan berada di zona yang dapat dihuni (habitable zone) memiliki kemampuan untuk mendukung kehidupan seperti yang kami kenal,” ujar Elisa Quintana, peneliti pada Ames Research Center Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA).

Sejak diluncurkan pada 2009, Kepler mengonfirmasi 961 planet dan hanya beberapa puluhnya di zona yang dapat dihuni.

kepler22b-earthPlanet tersebut diperkirakan lebih dingin daripada suhu Bumi, sedikit di atas titik beku. Quintana mengatakan, planet ini lebih merupakan ”sepupu Bumi” dari pada ”kembarannya”. Bintangnya lebih kecil dan lebih redup dibandingkan dengan Matahari. Revolusi Kepler-186f terhadap bintangnya sekitar 130 hari, sedangkan revolusi Bumi selama 365 hari.
Karakter planet

Temuan itu belum lengkap untuk bisa menjawab apakah planet itu bisa dihuni manusia. Karakter planet belum diketahui.”Baru syarat suhu yang dipenuhi. Belum tahu karakter planetnya. Apakah ada atmosfer atau tidak, bagaimana kandungan kimianya, beracun atau tidak,” ujar dosen Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Premana W Premadi, yang dihubungi di Jakarta.

Sementara itu, Lisa Kaltenegger dari Harvard and Max Planck Institute, yang tidak terlibat pada penelitian itu, mengatakan, kalaupun ada atmosfer di planet tersebut, mungkin mengandung karbon dioksida dalam jumlah besar. ”Jangan lepaskan masker Anda saat mendarat di sana.”

Meski ada perbedaan pendapat, ”Sekarang kita bisa tunjukkan bahwa benar-benar ada sebuah planet yang amat mirip bumi, setidaknya ukurannya dan suhunya,” ujar peneliti Harvard, David Charbonneau, yang tidak terlibat dalam penelitian itu.

Ahli astronomi juga belum tahu apakah Kepler-186f dapat mendukung kehidupan. ”Jaraknya terlalu jauh, bahkan untuk diteliti teleskop generasi mendatang yang akan diluncurkan NASA pada 2018,” ujarnya. (AP/AFP/Reuters/ISW)

Sumber: Kompas, 19 April 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 25 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB