Mengapa Sejumlah Planet Berputar Terbalik

- Editor

Rabu, 18 Mei 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bumi selalu berputar dari barat ke timur, sehingga matahari terbit dari timur. Namun tak semua planet berotasi ke arah timur. Beberapa di antaranya berputar ke arah sebaliknya.

Dari sekitar 500 planet yang terdeteksi mengelilingi bintang selain Matahari, sebagian besar planet itu tampaknya berputar dengan arah yang sama dengan bintangnya. Lewat laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, para astronom menyatakan sejumlah planet extrasolar berotasi dalam arah yang berlawanan dengan bintang yang mereka kelilingi.

Planet aneh yang berputar ke belakang ini umumnya planet gas raksasa, seperti Jupiter, bukan planet batu bulat, seperti Bumi. Selain rotasinya yang berputar ke belakang–yang oleh para astronomi disebut orbit terbalik–planet-planet besar ini berada dekat dengan bintang mereka, berbeda dengan Jupiter, yang berada 778 juta kilometer dari Matahari, lebih dari lima kali lipat jarak Bumi ke Matahari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ini benar-benar aneh, dan itu makin ganjil lagi karena planet tersebut begitu dekat dengan bintangnya,” kata Frederic Rasio dari Northwestern University. “Bagaimana mungkin dia berotasi ke arah sebaliknya dan mengorbit ke arah yang berbeda? Ini gila, melanggar gambaran dasar kami tentang formasi bintang dan planet.”

Para astronom telah lama memegang teori bahwa planet gas raksasa terbentuk jauh dari matahari mereka, sedangkan planet batu, seperti Bumi, lahir lebih dekat. Tapi, hanya karena planet gas itu terbentuk jauh dari pusat sistem planet, kata Rasio dan timnya, bukan berarti planet tersebut tinggal di sana.

Ketika sistem planet berisi lebih dari satu planet, setiap planet memiliki gaya gravitasinya sendiri, menyebabkan planet-planet berinteraksi dan akhirnya menarik planet gas raksasa itu mendekat ke arah bintangnya, bahkan membalik orbitnya.

Proses ini dikenal sebagai gravitational perturbation, atau sebuah pertukaran momentum bersudut tajam.

Para astronom telah mendeteksi planet extrasolar, atau planet di luar sistem tata surya kita, sejak 1995, tapi baru sedikit yang telah ditemukan. REUTERS

Sumber: Koran Tempo, 18 Mei 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB