Diet Jendela 10 Jam Dapat Mencegah Kegemukan

- Editor

Senin, 3 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Diet jendela semakin mendapat pembuktian ilmiahnya. Penelitian terbaru menunjukkan, diet jendela 10 jam dapat mencegah kegemukan, termasuk bagi yang mengalami masalah jam biologis, seperti pekerja giliran malam.

ARSIP GOBEL DHARMA SARANA KARYA–Suasana makan para atlet Asian Games dan sejumlah menu yang disajikan, beberapa waktu lalu. Diet jendela dapat mencegah kegemukan.

Penelitian berjudul ”Pembatasan Waktu Makan Mencegah Obesitas dan Sindrom Metabolik pada Mencit yang Tidak Memiliki Jam Sirkadian” itu dimuat dalam jurnal Cell Metabolism yang juga dipublikasikan sciencedaily.com pada 31 Agustus 2018. Penelitian dilakukan tim peneliti Institut Studi Biologi Salk, California, Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diet jendela adalah pembatasan waktu makan. Ada bermacam-macam diet jendela, yang umum adalah diet 8 jam makan dan sisanya berpuasa. Selama berpuasa hanya boleh mengonsumsi air minum. Selama 8 jam, peserta diet dapat makan apa saja seperti biasa.

Dalam penelitian ini, tim peneliti menguji apakah pemberian pakan yang dibatasi waktu dapat mencegah obesitas dan sindrom metabolik di seluruh tubuh mencit. Ketika diberikan akses ke makanan tanpa batas, mencit ini dengan cepat menambah berat badan dan menunjukkan cacat metabolisme. Namun, ketika diberi diet yang sama dengan akses makanan dibatasi hingga 10 jam selama fase gelap, mereka terlindung dari kenaikan berat badan yang berlebihan dan penyakit metabolik. Analisis transkriptom dan metabolom menunjukkan bahwa pembatasan waktu makan 10 jam mengurangi akumulasi lipid hati dan meningkatkan pertahanan seluler terhadap stres metabolik. Hasil ini menunjukkan bahwa jam sirkadian mempertahankan homeostasis metabolik dengan mempertahankan ritme harian dalam memberi makan dan puasa dan dengan menjaga keseimbangan antara respons stres nutrisi dan seluler.

KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA–Makan malam di salah satu rumah adat, khusus tamu, di Waerebo, Nusa Tenggara Timur, beberapa waktu lalu. Pembatasan waktu makan dapat mencegah obesitas.

Setiap sel dalam tubuh mamalia beroperasi pada siklus 24 jam yang dikenal sebagai ritme sirkadian—siklus sel yang mengatur kapan berbagai gen aktif. Sebagai contoh, pada manusia, gen untuk pencernaan lebih aktif pada pagi hari, sementara gen untuk perbaikan sel lebih aktif pada malam hari. Sebelumnya, peneliti menemukan bahwa mencit yang mendapat akses 24 jam ke diet tinggi lemak menjadi obesitas dan mengembangkan banyak penyakit metabolik, termasuk kolesterol tinggi, hati berlemak, dan diabetes. Namun, mencit-mencit yang sama ini, ketika aksesnya terbatas pada diet tinggi lemak untuk jendela harian 8 hingga 10 jam menjadi ramping, bugar, dan sehat. ”Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan mengendalikan siklus makan dan berpuasa hewan, pada dasarnya kita dapat mengesampingkan kurangnya sistem pengaturan waktu internal dengan sistem pengaturan waktu eksternal,” kata Amandine Chaix, peneliti di Laboratorium Salk.

Hasil penelitian pada mencit itu menunjukkan bahwa masalah kesehatan terkait dengan gangguan ritme aktivitas dan istirahat selama 24 jam pada hewan juga dapat terjadi pada manusia yang melakukan kerja giliran malam.

Dari penelitian itu terlihat bahwa masalah kalori makan dapat dikoreksi dalam diet jendela jangka 10 jam.

KOMPAS/ADI SUCIPTO K–Rumah Kopi di Lamongan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Minum kopi sering menjadi awal jendela waktu makan.

”Banyak dari kita, hari dimulai dengan secangkir kopi pertama pada pagi hari dan diakhiri dengan kudapan sebelum tidur 14 atau 15 jam kemudian,” kata Satchidananda Panda, guru besar di Laboratorium Biologi Salk.

”Tetapi, membatasi asupan makanan hingga 10 jam sehari, dan berpuasa sisanya, dapat mengarah pada kesehatan yang lebih baik, terlepas dari jam biologis kita,” katanya.

Ini kabar baik bahwa gaya hidup sederhana, seperti makan semua makanan dalam waktu 10 jam, dapat memulihkan keseimbangan, mencegah penyakit metabolik, dan menjaga kesehatan.

”Banyak dari kita mungkin memiliki satu atau lebih gen yang menyebabkan penyakit cacat yang membuat kita merasa tidak berdaya dan ditakdirkan untuk sakit. Temuan bahwa gaya hidup yang baik dapat mengalahkan efek buruk gen yang rusak membuka harapan baru untuk tetap sehat,” kata Panda.

Laboratorium berencana mempelajari apakah makan dalam 8-10 jam dapat mencegah atau membalikkan banyak penyakit penuaan, serta melihat bagaimana penelitian ini dapat diterapkan pada manusia.–SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 1 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB