Peminum Soda Diet Cenderung Bertambah Gemuk

- Editor

Kamis, 19 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Orang dewasa yang mengonsumsi minuman ringan soda diet cenderung mengalami peningkatan ukuran pinggang dibandingkan yang tak mengonsumsinya. “Makin banyak orang minum soda diet, garis pinggangnya kian lebar,” kata Sharon Fowler, peneliti di University of Texas Health Science Center di San Antonio, AS. Kenaikan ukuran pinggang rata-rata orang yang tak mengonsumsi soda 2 sentimeter.
Kenaikan ukuran pinggang rata-rata mereka yang hanya sesekali minum soda diet 4 cm dan mereka yang kerap minum soda diet 8 cm. Kajian itu tercatat dalam Journal of the American Geriatrics Society, 17 Maret 2015. Studi yang dimulai sembilan tahun lalu itu mengkaji 749 orang Meksiko-Amerika dan Eropa-Amerika berusia 65 tahun ke atas. Para peneliti menanyakan pola minum soda diet dan mengukur lingkar pinggang, tinggi, serta berat mereka. Peningkatan ukuran lingkar pinggang biasanya terkait kenaikan timbunan lemak di perut. Itu meningkatkan risiko kesehatan seperti serangan jantung. Studi sebelumnya, pada Konferensi Stroke Internasional 2011 di Los Angeles, AS, dipaparkan konsumsi soda diet tiap hari meningkatkan risiko stroke dan jantung. (LIVESCIENCE/ICH)
——————————
Bakteri Pendeteksi Tumor Hati Dikembangkan

Dengan kode genetik tertentu, bakteri bisa diprogram mirip pemrograman komputer untuk mendeteksi tumor di hati. Namun, studi pemrograman bakteri itu masih tahap awal. Penelitian bakteri pendeteksi tumor itu dipaparkan ahli biologi dan komputasi Institut Teknologi Massachusetts, Amerika Serikat, Tal Danino, pada konferensi Teknologi, Entertainment, and Design di Vancouver, Kanada, Selasa (17/3). Pemanfaatan bakteri itu dikembangkan, karena bakteri dalam jumlah besar sering ditemukan dalam tumor, khususnya pada usus. Bakteri suka bersembunyi di tumor, karena tempat itu tak bisa diserang sistem kekebalan tubuh. “Sistem ini bisa dikembangkan untuk mengidentifikasi kanker lain,” katanya seperti dikutip BBC. Tahap awal, uji dengan memberi makan tikus berupa bakteri probiotik yang belum diprogram. Ketika menemukan tumor, bakteri itu akan menghasilkan enzim tertentu dan mengubah warna urine seseorang. Sejauh ini, model ini akurat mendeteksi kanker hati. “Kanker hati sulit dideteksi dan butuh teknologi baru,” katanya. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 745.000 orang meninggal di dunia akibat kanker hati. Menjadikan kanker kedua paling mematikan. (BBC/MZW)ich
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Maret 2015, di halaman 14 dengan judul “Peminum Soda Diet Cenderung Bertambah Gemuk”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB