Di Kedalaman, Karang Ini Tetap Tumbuh Cepat

- Editor

Rabu, 17 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Karang ”Leptoseris” yang hidup di kedalaman minim cahaya mampu berfotosintesis secara efisien dengan memanfaatkan struktur tubuhnya. Ini membuat tingkat pertumbuhannya menyamai karang tak bercabang di perairan dangkal.

Penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Coral Reefs mengungkapkan tingkat pertumbuhan yang tinggi untuk karang yang berfotosintesis di perairan dalam. Penelitian yang dipimpin oleh Samuel Kahng dari fakultas pascasarjana afiliasi di University of Hawaii at Manoa, School of Ocean and Earth Science and Technology (SOEST), mengubah asumsi selama ini bahwa karang di laut dalam yang hidup dalam suasana kegelapan tumbuh sangat lambat.

Leptoseris adalah sekelompok spesies karang zooxanthellate yang mendominasi komunitas karang di batas jangkauan sinar matahari terdalam di seluruh Indo-Pasifik. Mikroalga simbiotik (zooxanthellae) hidup di dalam jaringan transparan dan memberikan warna utama pada karang serta menyediakan mesin untuk proses fotosintesis yang menghasilkan energi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lebih dalam di lautan, maka lebih sedikit cahaya yang tersedia. Pada batas bawah lokasi kedalamannya, sinar matahari yang tersedia untuk spesies Leptoseris tersebut hanya kurang dari 0,2 persen dibandingkan dengan tingkat cahaya permukaan. Kekurangan sinar matahari seperti ini biasanya menentukan tren pertumbuhan yang lebih lambat di antara spesies yang bergantung pada cahaya untuk fotosintesis.

KOMPAS/YOLA SASTRA—Ketua Kelompok Sadar Wisata Andespin David Hidayat sedang mengukur terumbu karang yang mengalami proses pemutihan di Pantai Manjuto, Nagari Sungai Pinang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Senin (21/10/2019).

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa karang yang berfotosintesis di bagian batas bawah lapisan yang dapat digapai sinar matahari tumbuh sangat lambat, sekitar 0,04 inci per tahun untuk satu spesies Leptoseris. Sampai baru-baru ini, ada sangat sedikit data tentang tingkat pertumbuhan karang pada kedalaman lebih dari 225 kaki (sekitar 70 meter) karena kendala teknis penelitian melakukan pengukuran pertumbuhan deret waktu pada kedalaman ini.

Kahng, yang juga seorang profesor di Hawai’i Pasific University, berkolaborasi dengan Laboratorium Penelitian Bawah Laut Hawai’i SOEST (HURL), the Waikiki Aquarium, National Taiwan University, dan Hokaido University untuk mengumpulkan koloni Leptoseris di kedalaman antara 70 dan 110 meter di Au’au Channel, Hawaii, menggunakan kapal selam tipe HURL’s Pisces IV/V. Tim peneliti menggunakan penanggalan radiometrik uranium-thorium agar secara akurat menentukan usia kerangka karang di berbagai titik di sepanjang sumbu pertumbuhan radialnya (seperti menentukan usia cincin pohon melalui lingkaran kambium di dalam batang pohon).

”Mempertimbangkan lingkungan rendah cahaya, asumsi sebelumnya adalah bahwa karang besar di kedalaman ekstrem ini harus sangat tua karena tingkat pertumbuhan yang sangat lambat,” kata Kahng dalam Science Daily, 15 Juni 2020.

Peneliti dikejutkan bahwa pertumbuhan karang tersebut relatif sebanding dengan pertumbuhan jenis-jenis karang tak bercabang di perairan dangkal. Tingkat pertumbuhan karang tersebut hampir 1 inci (2,54 sentimeter) per tahun pada kedalaman 225 kaki (70 meter) dan 0,3 inci (0,762 sentimeter) per tahun pada kedalaman 360 kaki (110 meter).

Tim peneliti menemukan bahwa spesialis perairan dalam ini menggunakan strategi yang menarik untuk mendominasi habitat pilihan mereka. Kerangka mereka tipis dan berbentuk seperti pelat. Struktur ini memungkinkan penggunaan kalsium karbonat yang efisien untuk memaksimalkan luas permukaan guna penyerapan cahaya sambil menggunakan sumber daya minimal untuk membentuk kerangka mereka.

Karang-karang tipis ini hanya tumbuh secara radial ke arah luar, bukan ke atas, dan tidak menebal seiring waktu seperti jenis karang masif. ”Selain itu, geometri optik kerangka mereka yang tipis, datar, dan putih membentuk punggungan paralel halus yang tumbuh keluar dari pusatnya,” kata Kahng.

Dalam beberapa kasus, punggungan bagian karang ini membentuk ruang cembung di antara mereka yang secara efektif menjebak cahaya di ruang reflektif. Morfologi ini menyebabkan cahaya melewati berulang-ulang melalui jaringan karang sampai diserap oleh mesin fotosintesis.

Efisiensi strategis Leptoseris memungkinkan tingkat pertumbuhan yang kuat dalam cahaya rendah memiliki implikasi penting bagi kemampuannya guna bersaing untuk ruang dan organisme yang tumbuh lebih lambat.”Ini juga menggambarkan fleksibilitas karang pembangun terumbu dan menunjukkan bahwa komunitas karang tersebut mungkin dapat mengembangkan dan pulih dari peristiwa kematian jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya,” kata Kahng.

Oleh ICHWAN SUSANTO

Editor: ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 16 Juni 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB