Biodiversitas; Peneliti Temukan Lima Spesies Baru Kodok di Jambi

- Editor

Selasa, 1 Juli 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penelitian setahun terakhir di hutan sekunder tinggi dan hutan sekunder rendah Hutan Harapan di perbatasan Jambi dan Sumatera Selatan menemukan 50 spesies kodok. Lima spesies di antaranya diduga spesies baru.

Kelima spesies ini hidup dalam kondisi hutan kompleks, antara lain di puncak kanopi. Lima spesies itu masuk keluarga Microhyla, Kalophrynus, Hylarana (rawa), Hylarana (sungai), dan Polypedates. ”Banyaknya temuan jenis kodok pada beragam habitat menandakan kondisi hutan yang sangat kompleks yang masih terjaga,” ujar peneliti biologi konservasi dari Universitat Hamburg, Jerman, Andre Jankowski, di Jambi, Senin (30/6).

Selain di Hutan Harapan, riset dilakukan pada sejumlah tipe habitat hutan dataran rendah Sumatera, yaitu hutan primer Taman Nasional Bukit Barisan Selatan serta hutan terdegradasi yang menjadi perkebunan sawit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada penelitian itu, Andre juga menemukan 22 spesies baru khusus untuk habitat Hutan Harapan. Beberapa di antaranya jenis spesies unik, seperti Nyctixalus baladica yang tinggal di lubang kayu rendah, jenis Rhacophorus pardalis yang merupakan jenis kodok terbang di atas kanopi, dan Methaphrynella sundana yang tinggal di lubang pohon dan menjadikan rongga lubang sebagai aplikasi instrumen suara, lalu Limnonectes microdiscus yang bertelur di tanah.

Menurut Andre, keragaman jenis kodok dalam suatu kawasan hutan menandakan kompleksitas habitat hutan setempat. Dengan mengetahui keberadaan keluarga Polypedates, dapat dipastikan kondisi hutan terbilang baik. ”Agar kodok bisa hidup di antara kanopi, butuh proses panjang terbentuknya habitat yang bisa mendukung,” ujarnya.

Saat ini, setidaknya ada 117 jenis amfibi dan 240 jenis reptil di Sumatera. Keberadaannya terancam pembukaan hutan menjadi kebun dan permukiman.

Kepala Humas PT Restorasi Ekosistem, selaku pengelola Hutan Harapan, Surya Kusuma mengatakan, kawasan hutan eks hak pemanfaatan hutan seluas 100.000 hektar di Jambi dan Sumatera Selatan itu dalam pemulihan. ”Hutan akan dipulihkan pada kondisi terbaik,” ujar dia.

Kini, upaya restorasi Hutan Harapan terkendala aktivitas perambahan liar di sejumlah lokasi. Areal yang telah dirambah sekitar 20.000 hektar atau 20 persen dari total luas. (ITA)

Sumber: Kompas, 31 Juni 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB