Bermedsos tak sekadar mengejar ”follower”

- Editor

Kamis, 21 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saat ini, bermedia sosial bisa memberi nilai lebih kepada pemiliknya. Dari sekadar berbagi momen, meraih ”likes”, atau mengejar jumlah pengikut (”follower”), pemilik akun media sosial kini bisa memiliki pengaruh terhadap sebuah isu yang diperbincangkan warganet atau bahkan memperoleh manfaat bisnis.

Media sosial adalah bentuk komunikasi data berbasis web. Platform medsos memungkinkan pengguna melakukan percakapan, berbagi informasi, dan membuat konten web. Medsos memiliki berbagai macam bentuk: blog, micro-blog, wiki, situs jejaring sosial, situs berbagi foto, pesan instan, situs berbagi video, podcast, widget, dan sebagainya.

REUTERS/DADO RUVIC–Media sosial, seperti Facebook dan Whatsapp, kini tak hanya menjadi sarana untuk komunikasi atau berbagi informasi. Medsos juga dapat menjadi media pemasaran yang efektif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di tingkat global, medsos paling populer berdasarkan pengguna aktif per April 2019 adalah Facebook, Youtube, Whatsapp, Facebook Messenger, WeChat, dan Instagram. Jumlah akun pengguna medsos di seluruh dunia mencapai 14,5 miliar, atau dua kali jumlah penduduk dunia. Artinya, banyak pengguna medsos yang memakai lebih dari satu jenis aplikasi.

Menariknya, pengguna Facebook, Twitter, Instagram, dan Whatsapp di Indonesia menempati porsi yang besar dari keseluruhan pengguna medsos dunia. Indonesia bahkan dikenal sebagai salah satu negara dengan pengguna medsos terbesar di dunia, yakni 150 juta pengguna. Menurut penelitian yang dilakukan We are Social, perusahaan media asal Inggris, orang Indonesia rata-rata menghabiskan 3 jam 23 menit sehari untuk mengakses media sosial.

20191120-H25-LHR-Media-sosial-mumed_1574266759.pngDaya tarik medsos yang membuat banyak orang merasa terhubung dengan orang lain dan memudahkan akses informasi sesuai dengan budaya komunal masyarakat Indonesia. Medsos pun dimanfaatkan sebagai salah satu media pemasaran yang efektif mengingat cakupannya luas, berbiaya murah, serta dilengkapi fitur penyaring untuk memilih khalayak yang hendak dituju.

Tengok saja, sejumlah artis di Indonesia menggunakan medsos sebagai sarana personalisasi diri dan merekrut pengikut, selain jalan memperoleh pendapatan baru. Mereka mengandalkan jumlah pengikutnya untuk bisa menjadi endorser atau pemasar produk-produk tertentu.

Berbagai perusahaan juga memanfaatkan media sosial untuk memperbaiki kinerja. Ada yang menggunakannya untuk beriklan atau berkomunikasi dengan efisien, baik internal maupun eksternal, seperti pelanggan.

REUTERS/DADO RUVIC–Media sosial, seperti Facebook dan Whatsapp, kini tak hanya menjadi sarana untuk komunikasi atau berbagi informasi. Medsos juga dapat menjadi media pemasaran yang efektif.

Laporan berjudul ”Essential Insights Into Internet, Social Media, Mobile, and E-Commerce Use Around the World” yang diterbitkan pada 30 Januari 2018 mengungkap hal menarik. Disebutkan, ekonomi internet di Asia Tenggara sebagian besar ditengarai dipicu 150 juta pengguna internet Indonesia yang berhubungan, berbelanja, dan berbagi.

Indonesia bahkan muncul sebagai pemimpin global belanja daring (online), dengan 76 persen pengguna internet di Tanah Air melakukan pembelian pada platform eCommerce dan mCommerce. Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada dan JD.ID menjadi e-commerce yang banyak dikunjungi publik Indonesia tahun 2018.

Youtube juga berkembang menjadi rujukan dan mendatangkan keuntungan bagi youtuber di Indonesia. Studi tahun 2017 dari firma riset JakPat menemukan bahwa saluran tutorial adalah jenis saluran paling populer untuk pengguna Youtube, dan memperoleh lebih banyak penonton daripada akun yang dijalankan selebriti, influencer, dan studio hiburan.

Fitur medsos
Medsos awalnya adalah sarana berbagi momen, meraih likes, lalu berkembang menjadi sarana untuk menjalankan, bahkan memperluas, bisnis. Pada tingkat individu, medsos memungkinkan komunikasi dengan teman dan kerabat, mendapatkan pengetahuan tentang hal baru, mengembangkan minat, dan memperoleh hiburan.

Pada tingkat profesional, medsos digunakan untuk memperluas pengetahuan di bidang tertentu dan membangun jaringan profesional. Medsos memungkinkan percakapan dengan klien ataupun pasar yang dituju, mendapatkan umpan balik pelanggan, dan meningkatkan kesadaran suatu merek.

Budaya berbagi atau share di dunia daring tumbuh seiring penggunaan medsos yang kian meningkat. Berbagi di medsos bukan lagi sesuatu yang tabu bagi khalayak. Bahkan, privasi mulai menjadi hal yang dikategorikan umum, tak lagi ”sakral”, sehingga dibagikan kepada khalayak umum.

Tengok saja tingkah warganet yang menampilkan kepemilikan personalnya di layar medsos secara gamblang, seperti kehidupan keseharian, barang pribadi, dan hobi.

Tak heran, aplikasi yang mewadahi fenomena itu laris manis di Indonesia. Instagram, misalnya, yang awalnya merupakan aplikasi berbagi foto, kini sangat diminati. Survei We are Social mengungkapkan, Instagram merupakan platform medsos dengan jumlah pengguna terbesar keempat di Indonesia dan terbanyak ke tujuh di dunia.

Kini, Instagram juga menjadi salah satu medsos paling populer di Indonesia untuk menjual serta membeli barang dan jasa. Hampir setiap bisnis di Indonesia memiliki akun Instagram aktif, dan terkoneksi dengan Facebook serta Whatsapp. Instagram dilengkapi dengan fitur Insta story, yakni fasilitas bagi pengguna untuk mengunggah video singkat yang hanya bisa diakses dalam 24 jam.

Basis jender
Setiap lapisan masyarakat dari berbagai generasi berlomba-lomba berupaya meningkatkan pemanfaatan medsos secara positif. Berkat medsos, masyarakat tak saja menggunakannya untuk berbisnis, tetapi diajak semakin berdaya.

Kelas-kelas pelatihan menjadi ajang untuk mengajak publik belajar mengenai dunia medsos. Materi yang diajarkan mulai dari membuat personal branding di sosial media hingga menghasilkan konten yang berisi dan menarik Ada pula gerakan menyasar secara khusus kaum perempuan.

Seperti yang dilakukan laman ”Perempuan Maju Digital”. Mereka fokus pada pengembangan perempuan pemilik usaha rintisan agar bisa memajukan ide bisnis dengan memaksimalkan penggunaan teknologi, termasuk media sosial.

Selain membuat lebih berdaya secara ekonomi, medsos menjadi sarana strategis untuk mengampanyekan isu-isu sosial. Kampanye tersebut dilakukan untuk menarik perhatian publik serta menggugah kesadaran atas persoalan terkait masalah sosial, seperti kesehatan, hak asasi manusia, kejahatan seksual terhadap wanita dan anak, perundungan (bullying), serta kekerasan dalam rumah tangga.

Hasil survei tatap muka secara nasional Litbang Kompas yang digelar pada September 2019 mendapati pengguna medsos di seluruh kawasan (perkotaan dan perdesaan) masih berkisar separuh bagian responden. Akses terhadap medsos lebih tinggi ketimbang akses ke media daring. Adapun jenis media yang paling populer masih tetap televisi, dengan 88 persen responden menyatakan mengaksesnya.

Bagi responden yang terbiasa berselancar di internet dan mengeluarkan biaya untuk itu, porsi terbesar (38,9 persen) menyatakan kesediaan membayar untuk kegiatan belanja daring saja. Di urutan berikutnya, sekitar 21,0 persen, menyatakan kesediaan membayar untuk memperoleh (mengunduh) video ataupun mendapat informasi/berita. (Litbang Kompas)

Oleh SUSANTI AGUSTINA S

Sumber: Kompas, 21 November 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB