Kekuatan Instagram

- Editor

Senin, 6 Juli 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anda mungkin agak kaget ketika sejak awal tahun ini rekan Anda atau kenalan Anda bergabung dengan media sosial Instagram. Mereka ramai-ramai membuat akun media sosial yang dibeli Facebook pada 2012 itu. Tidak ada yang aneh. Kini era Instagram unjuk kekuatan, termasuk untuk kepentingan bisnis.

Tidak salah jika sejak beberapa pekan lalu, berbagai media internasional, mulai dari The Wall Street Journal, Financial Times, hingga The Guardian, membahas fenomena Instagram. Salah satu yang dibahas adalah munculnya selebritas Instagram, mulai dari tokoh yang selama ini sudah dikenal hingga orang biasa-biasa yang tinggal di pelosok bumi ini.

Media sosial memiliki kisah dan kegunaaannya sendiri. Ada era saat blog muncul dan dikenal hingga memunculkan selebritas blog. Blog mampu memberi tempat bagi pemililknya untuk mencurahkan gagasan dan pemikirannya melalui tulisan dan foto. Meski demikian, tidak sedikit yang mampu memanfaatkan blog untuk berbisnis. Ketika Facebook muncul, media sosial ini langsung menemukan tempat sebagai ajang pertemanan. Twitter lahir dan juga memunculkan sejumlah selebritas. Kekuatan Twitter adalah membawa pesan pendek dengan cepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Instagram muncul pada 2010, tetapi baru belakangan menjadi bahasan berbagai kalangan. Saat ini, media sosial ini sepertinya menemukan kekuatannya, yaitu sebagai galeri. Galeri bagi perusahaan, perorangan, kelompok, dan lain-lain untuk menampilkan dirinya ke publik. Sebagai galeri, maka media sosial ini mampu menampilkan pemilik akun secara artistik melalui berbagai foto. Tidak mengherankan teknik olah gambar atau foto ada di aplikasi Instagram.

Mereka yang kemudian muncul sebagai selebritas Instagram adalah mereka yang mempunyai kekuatan artistik dalam foto-foto atau gambar yang ditampilkan. Tidak mengherankan jika Cara Delevingne memiliki 11,8 juta pengikut dalam akun Instagram-nya. Ia, yang menampilkan foto-foto berpakaian unik, digemari pengikutnya. Lihat juga juga Kristina Webb, remaja dari Selandia Baru, yang memiliki pengikut 1,7 juta orang memilih keluar dari pekerjaannya dan mengurus bisnisnya melalui Instagram. Di Indonesia, akun Dagelan memiliki pengikut hingga 4,7 juta. Dagelan mampu memikat orang melalui berbagai foto dan gambar yang lucu dan menggelitik.

Apakah kaitan media sosial ini dengan bisnis? Banyak pihak mengakui kekuatan Instagram untuk berbagai kepentingan bisnis melalui berbagai foto dan gambar yang artistik itu. Sebagai contoh, jika akan menjual tiket pertunjukan, Anda bisa mengumumkan di koran, beriklan di radio, menempelkan pengumuman itu di akun Facebook, dan lain-lain. Akan tetapi, jika Anda mengumumkan penjualan itu melalui Instagram dengan tata letak yang artistik disertai dengan foto yang artistik pula, pengumuman itu akan “bersuara lebih kencang” memanggil orang untuk membeli tiket pertunjukan itu.

Cara ini dipergunakan oleh novelis Ika Natassa, yang memiliki pengikut 11.100 di akun Instagram-nya, saat memperkenalkan novel terbarunya, Critical Eleven. Dalam beberapa fotonya, Ika mampu menarik pengikutnya hingga penjualan 1.111 novel melalui order awal dikabarkan bisa terjual dalam waktu singkat. Foto-foto di Instagram-nya sangat menarik dan membuat penasaran pengikutnya. Novel ini sendiri baru akan muncul di toko buku pada Agustus nanti.

Fenomena kekuatan Instagram sebagai media komunikasi tengah menemukan tempatnya. Tidak jarang kini merek-merek terkenal di dunia memburu para pemilik akun Instagram dengan jumlah pengikut yang banyak. Mereka mengajak para pemilik akun itu untuk mempromosikan produknya. Kerja sama ini sudah barang tentu berujung pada kesepakatan bisnis alias bukan gratisan. (ANDREAS MARYOTO)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Juli 2015, di halaman 17 dengan judul “Kekuatan Instagram”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB