Karya Remaja Potensi Paten

- Editor

Selasa, 14 Oktober 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tujuh dari 34 karya ilmiah remaja finalis Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tingkat SMP Ke-9 berpotensi diajukan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Karya mereka masuk kategori paten sederhana.

Karya ilmiah itu antara lain kacamata terapi influenza (Teraflu), sepatu anti basah, aplikasi mobile pemesanan dan informasi angkutan umum, pintu otomatis kondisi darurat di kamar mandi, helm pendeteksi jarak kendaraan, alat pemurnian air laut sederhana, dan paving block plastik.

”Beberapa merupakan karya orisinal,” kata M Zaenuddin, peninjau dari Ditjen HKI Kementerian Hukum dan HAM, pada pameran karya finalis LPIR IX bidang teknologi di Serpong, Banten, Minggu (12/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seleksi finalis bidang IPA, IPS, dan Teknologi dilaksanakan tiga hari oleh dewan juri yang dipimpin Wahyuddin Latunreng. Pengumuman juara ketiga kategori dilaksanakan kemarin.

Sebagian rancang bangun alat-alat yang dipamerkan tergolong ide baru. Tidak ditemukan dalam daftar paten yang telah dipublikasi, baik di Ditjen HKI maupun di dunia. Adapun rancangan sebagian merupakan hasil modifikasi dari karya sebelumnya, seperti alat pemurnian air laut.

Menurut Wahyuddin, dari sekian banyak karya pada tahap final itu, sebenarnya banyak yang tergolong canggih. Namun, yang dicari karya asli siswa. ”Saat penjurian akan terlihat mana ide dan karya rancang bangun asli buatan siswa, mana yang bukan.”

Berdasar naskah yang diajukan pada LPIR Ke-9 tahun ini untuk bidang IPA dan Teknologi, menurut Mahruzar, peninjau dari Ditjen HKI, mengalami penurunan. Dari karya yang masuk, kemungkinan hanya dua yang dapat diajukan untuk memperoleh perlindungan HKI. Karya tentang desalinasi air laut, misalnya, harus ditelaah lagi kebaruan teknik yang digunakan.

Dua tahun lalu, ada sekitar 30 karya yang mendapat paten. Karya siswa yang terpilih itu mendapat bantuan Rp 50 juta untuk memperoleh perlindungan paten. Pembinaan paten sejak tahun 2012 tersebut, antara lain, berlanjut hingga ke tahap komersial. (YUN)

Sumber: Kompas, 14 Oktober 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB