Lomba Karya Siswa; Komik Dayak Menang

- Editor

Selasa, 14 Oktober 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tiga karya siswa yang mengangkat upaya pelestarian seni budaya lokal, masing-masing di Kalimantan Barat, Jawa Tengah, dan Bali, memenangi Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Ke-12 Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan meraih medali emas. Di tengah gempuran budaya Barat, ternyata generasi muda masih peduli pada pelestarian budaya.

Itu diungkapkan Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Universitas Indonesia sekaligus anggota juri Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Anggadewi Moesono, seusai penjurian lomba itu di Tangerang Selatan, Senin (13/10).

Anggadewi mengatakan, Theodorus Wijaya dan Vincent dari SMP Katolik Santo Petrus, Pontianak, meraih nilai tertinggi LPIR Bidang IPS. Mereka mengangkat karya inovasi budaya berupa Komik Budaya Dayak Melayu dan China alias Kodaya Dayuchi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peringkat kedua ialah Dewi Setyo Rini, Cici Wulandari, dan Rika Yulana dari SMPN 3 Jatiyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Mereka mengangkat pertunjukan keliling wayang dongeng tiga bahasa (Inggris, Indonesia, dan Jawa). Posisi ketiga ditempati Putu Dyah I Prathiwi dan Ayu Nanda K Naraiswari dari SMP Saraswati I, Denpasar, Bali, yang mengungkap transjender dalam pertunjukan arja Bali.

Dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi, peta digital karya Mochammad Abdulrrozaq dan Rifando H Suryawan dari SMPN 1 Semarang meraih nilai tertinggi. Peringkat kedua diraih Ayubella A Leksono dan Moch Alhaditama P dari SMP Taruna Bakti, Bandung.

Direktur Pembinaan SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi mengatakan, pemenang mendapat beasiswa pendidikan satu tahun. Mereka akan diikutkan dalam kompetisi internasional. (YUN/LUK)

Sumber: Kompas, 14 Oktober 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB