Hasil-hasil riset dan inovasi remaja dalam kompetisi ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI tidak mampu dikawal hingga menjadi komersial. Keberlanjutan program ini tidak bisa ditangani LIPI karena memiliki berbagai keterbatasan.
”LIPI tidak membuat desain mengawal hasil-hasil riset remaja yang berpotensi menjadi inovasi dan komersial. Di dalam kompetisi itu programnya hanya menumbuhkan minat meriset secara ilmiah kepada remaja,” kata Deputi Jasa Ilmiah LIPI Fatimah Zulfah S Padmadinata, Senin (18/11), di Jakarta.
Fatimah mengatakan, dari banyaknya temuan yang berpotensi untuk dipatenkan dan dikomersialkan pada ajang kompetisi itu menjadi peluang yang baik bagi kalangan investor dan pengusaha swasta. ”Hasil temuan dari riset remaja itu masih awal,” ujarnya.
Mendikbud Mohammad Nuh secara terpisah mengapresiasi berbagai inovasi luar biasa yang dihasilkan murid-murid di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Meski secara keilmuan ada sesuatu yang baru, inovasi anak-anak itu tidak serta-merta bisa langsung diproduksi massal oleh industri. Langkah terpenting adalah segera mengurus hak paten inovasi itu. ”Jangan sampai karya anak-anak itu disabotase,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Hamid Muhammad menambahkan, untuk pengurusan paten serta kerja sama dengan industri untuk produksi massal, sekolah bisa berperan aktif. (NAW/LUK)
Sumber: Kompas, 19 November 2013