Expo LIPI 2014, Dari Angkot Listrik Hingga Alat Pencegah Longsor

- Editor

Jumat, 12 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar pameran hasil-hasil karya penelitian dan pengembangan. Mulai dari hasil penelitian mikroba hingga alat-alat pengembangan teknologi dipamerkan dalam Expo ini.

Expo LIPI 2014 digelar di gedung InaCC, Cibinong Science Center, Bogor, Jabar. Pameran berlangsung mulai tanggal 11-13 September 2014. Beragam hasil penelitian mikroba ditampilkan dalam pameran yang sempat didatangi oleh Wapres Boediono ini. Seperti mikroba yang dapat dijadikan obat antibiotik, suplemen, dan bahan sumber energi.

Selain itu, para pengembang LIPI juga menghasilkan sejumlah alat yang berguna bagi kehidupan bermasyarakat. Seperti angkutan umum listrik yang diberi nama e-Angling (electronic angkutan lingkungan) yang menggunakan sistem konversi listrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

192241_longsorelzaluardalam“Ini konversi dari BBM ke listrik. Pakai baterai lithium. Daya tahan baterai 100-120 km per sekali charge. Ngecharge paling cepat 4 jam karena kapasitasnya 4.000 watt. Baterainya ada di bawah kursi penumpang,” ujar salah satu peneliti e-Angling dari Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI Bandung, Sunarto di lokasi Expo, Kamis (11/9/2014).

Keunggulan pada teknologi ini disebut Sunarto karena tidak ada gas buang pada angkot (zero emition). Selain itu ada apa biaya operasionalnya yang murah.

“Listrik lebih murah daripada BBM, untuk mobil konvensional dengan perhitungan konsumsi mesin itu 1 liter untuk 10 km, kalau menggunakan bensin bersubsidi artinya Rp 650/km. Kalau listrik 1 kwh bisa mencapai 4 km. Artinya kalau 1 kwh dengan harga listrik Rp 1.200/kwh maka biayanya Rp 300/km,” jelas Sunarto.

Alat lain yang berguna bagi kehidupan bermasyarakat pada Expo LIPI 2014 ini adalah penemuan Arifan Jaya dari Puslit Geoteknologi LIPI Bandung. Yakni The Greatest, alat pencegah longsor di daerah lereng atau perbukitan.

“Mengapa ini bagus, ketika ada lereng dan longsor atau gejalanya, orang masang cerucuk beton, banyak di tol-tol seperti itu. Konstruksinya kan mahal, padahal itu kan karena air naik ke permukaan tanah,” ungkap Arif di lokasi yang sama.

Komponen utama alat ini disebut Arif adalah filter yang dihubungkan dengan selang dan lalu disalurkan pada alat bernama flushing. Bahan untuk filter itu sendiri bisa hanya dengan menggunakan peralon.

“Alatnya hanya menggunakan tenaga gravitasi dan kohesi air itu sendiri. Air yang naik itu nanti bisa dialirkan ke drainase dan bisa digunakan untuk masyarakat, seperti air sumur aja. Alat ini tidak perlu pakai tenaga listrik, tapi memang butuh perawatan berkala. Ini sederhana, saya yakin semua orang bisa buat,” kata Arif.

The Greatest sendiri sudah diuji coba dengan dipasang di sejumlah daerah. Salah satu uji cobanya dilakukan bekerja sama dengan PT KAI.

“Sudah diuji coba di stasiun Bumi Waluya Garut dan Karang Sambung Jateng. Sampai saat ini masih dalam proses pengembangan,” tukas Arif.

Beberapa teknologi, alat dan bahan-bahan lainnya juga dipamerkan dalam Expo LIPI 2014 ini. Seperti radar portable untuk kapal, teknologi sonar yang dapat menghasilkan listrik, dan sejumlah pengembangan bahan alam dan buatan seperti pupuk, tanaman, biogas, dan makanan.

Elza Astari Retaduari – detikNews

Sumber: Detik.com, 11 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB