Koleksi Mikroba Lebih Maju

- Editor

Jumat, 12 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Puluhan Ribu Isolat Siap Diakses, Bisa Ditelusuri Asal dan Muaranya
Tahapan pemanfaatan koleksi mikroba di Indonesia memasuki babak baru seiring operasionalisasi resmi pusat koleksi mikroba, Indonesian Culture Collection, di Cibinong Science Center, Kamis (11/9). Selain berstandar internasional dan terdata baik, koleksi puluhan ribu isolat mikroba itu siap dimanfaatkan secara profesional.

”Kita barangkali ketinggalan dalam memanfaatkan makhluk-makhluk kecil ini untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ini bidang yang harus benar-benar kita kejar,” kata Wakil Presiden Boediono saat meresmikan Indonesian Culture Collection
(InaCC) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kemarin.

Wapres berharap InaCC menjadi pusat penelitian mikroba yang sungguh bertaraf internasional dan dapat bersaing dengan institusi serupa di dunia. InaCC juga diharapkan memelopori pengembangan pemanfaatan mikroba di Tanah Air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Demi mewujudkan itu, Wapres yang berlatar belakang ilmu ekonomi menilai perlunya model bisnis InaCC untuk menjamin keberlanjutannya. Tanpa model bisnis tepat dan didukung semua pihak, institusi penelitian yang dilengkapi beragam fasilitas ini bisa terlunta-lunta.

4fc34bf44f784be5a768df02d29e3ab5”Kalau seluruhnya mengandalkan APBN, itu sewaktu-waktu bisa naik, bisa dihentikan, atau dipotong. Ini realitas. Oleh karena itu, harus dipikirkan model bisnis InaCC ataupun institusi serupa agar mempunyai kemampuan terus hidup dan maju. Penelitian ini penting dan terkadang kita melupakan itu,” katanya.

Selain soal model bisnis, Wapres juga berpandangan perlu kebijakan dasar pengembangan InaCC ke depan. Kebijakan dasar itu antara lain bagaimana dapat mandiri dan bekerja sama dengan pihak-pihak lain.

Di tempat yang sama, Kepala LIPI Lukman Hakim mengatakan, InaCC akan menjadi pusat penyimpanan koleksi mikroorganisme Indonesia yang memiliki otoritas mengelola koleksi hidup berbagai jenis mikroba, seperti jamur, arkea, bakteri, mikroalga, khamir (yeast), dan Actinomycetes.

Dorong pemanfaatan
Secara khusus, kata Lukman, keberadaan InaCC diharapkan mendorong pemanfaatan mikroba di berbagai bidang, seperti bidang pangan, bioenergi, industri kertas dan tekstil, bioremediasi lahan dan perairan, serta pengendalian hama penyakit.

Bangunan InaCC dilengkapi fasilitas ruang preservasi, laboratorium genetika, bioinformatika, dan screening center. Sejauh ini InaCC telah bekerja sama dengan Pemerintah Jepang yang mendukung pembangunan fasilitas serta meningkatkan kapasitas ilmuwan dan manajemen riset berstandar internasional.

”Kami melengkapi banyak hal, termasuk sistem distribusinya. Jadi, tak hanya dikumpulkan dan disimpan,” kata peneliti senior bidang mikrobiologi Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Puspita Lisdiyanti yang aktif mengikuti ”kelahiran” InaCC.

Dengan administrasi yang lebih baik, peneliti akan merasa yakin dan nyaman pada hasil identifikasi dan kegunaannya. ”Para peneliti akan lebih percaya diri,” katanya.

Seluruh isolat mikroba yang disimpan dilengkapi informasi asal, jenis, karakter, hingga isolatornya yang bisa ditelusuri. Dilengkapi kode baris. ”Ini mencegah penyalahgunaan dan memastikan pemanfaatan tepat guna,” ujar kurator khamir Puslit Bioteknologi LIPI Atit Kanti.

Sebagai awal, InaCC menyimpan 6.000 isolat mikroba dalam bentuk ampul (di ruangan bersuhu -4 derajat celsius) dan dibekukan (freezing) pada suhu -80 derajat celsius. Masih ada ribuan mikroba lain dalam proses isolasi. Seluruh isolat tahan disimpan hingga 50 tahun. Kapasitas penyimpanan hingga 50.000 isolat. (WHY/BRO/GSA/A04)

Sumber: Kompas, 12 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB