LIPI Expo 2014; Wah Makhluk Tak Kasat Mata Ini Bisa Bikin Tubuh Makin Oke

- Editor

Jumat, 12 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu mikroba yang dipamerkan dalam LIPI Expo 2014 ternyata dapat menghasilkan hidrogen yang dapat menjadi sumber energi. Mikroba tersebut berasal dari ganggang yang ada di laut.

Seorang peneliti LIPI, Dr. Dwi Susilaningsih fokus pada pengembangan mikroba jenis mikroalga dan bakteria fotosintesa. Mikroalga dapat menghasilkan protein yang berguna untuk tubuh manusia, bakteri fotosintesa menghasilkan hidrogen yang dapat menjadi sumber energi.

“Fungsi alga membuat protein, seluruh selnya mayoritas adalah protein, 70 persen. Bisa dijadikan untuk suplemen untuk manusia. Spesies ini ditemukan di ganggang,” ungkap Dwi di lokasi Expo, gedung InaCC, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46, Cibinong, Bogor, Jabar, Kamis (11/9/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dwi bersama seorang dokter muda mengembangkan mikroba menjadi suplemen dengan bentuk kapsul dan bubuk. Suplemen tersebut awalnya dicobakan kepada anak-anak dan orang dewasa dan ternyata mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

“Yang bubuk kita taburkan ke makanan anak-anak, ternyata hasilnya mereka jadi lebih gesit dan semakin doyan makan. Kita taruh juga ke klinik-klinik herbal. Ada yang sakit diabetes setelah minum kapsul ini katanya badannya jadi lebih enakan,” tutur Dwi.

Suplemen yang belum dipasarkan ini menurut Dwi masih perlu pengembangan lagi. Pasalnya Dwi ingin mengetahui khasiat apa lagi yang dihasilkan dari mikroba jenis ini selain untuk kekebalan tubuh.

Untuk mikroba jenis bakteri fotosintesa, Dwi berhasil menemukan kandungan hidrogen dan karbondioksida. Hidrogen yang dipanen dapat dijadikan sumber energi, sementara karbondioksidanya dijadikan makanan untuk bakteri fotosintesa itu sendiri.

mikrobaelzadalam“Dia konversi, dia kan makan dan terjadi metabolisme di dalam tubuhnya, lalu diolah. Akhirnya keluar gas, nah itu hidrogen dan karbondioksida yang keluar. Gas hidrogennya bisa kita panen untuk jadi energi,” jelas Dwi.

Wanita yang telah menjadi peneliti sejak tahun 1994 ini mengaku tertantang untuk menjadikan hidrogen dari mikroba ini sebagai sumber energi yang dapat dikonsumsi masyarakat untuk kehidupan sehari-hari. Sayangnya, penggunaan hidrogen sendiri menurut Dwi masih terkendala pada keamanannya.

“Bagaimana mengekonomiskan gas ini supaya bisa dikonsumsi masyarakat, itu challange ke depan. Ini lebih baik karena ramah lingkungan dan powerful. Tapi kendalanya keamanan karena dia kecil tapi energinya besar. Kita butuh wadah untuk ini supaya tidak mudah meledak,” ujar Dwi.

“Sebenarnya media penampungnya sudah ada namanya canister. Bentuknya seperti tabung tapi sayang mahal, dibuat dari metal hydrade,” lanjutnya.

Selain dapat menjadi sumber energi BBM, hidrogen dapat digunakan untuk hal-hal besar lainnya. Seperti sebagai sumber energi pembangkit listrik, bahkan disebut Dwi hingga roket dan bom atom.

Wapres Boediono yang sempat mampir ke booth pameran hasil penelitian Dwi ini ditunjukkan bagaimana pengolahan mikroba bakteri fotosintesa hingga dapat dijadikan sumber energi yang bisa menjalankan prototipe mobil-mobilan. Boediono yang datang ke lokasi untuk meresmikan gedung InaCC itu pun lalu bertanya apakah hasil penelitian tersebut bisa dalam skala besar.

“Saya justru menunggu Bapak untuk melakukan skala besarnya,” jawab Dwi sambil bergurau.

Elza Astari Retaduari – detikNews

Sumber: Detik.com, Kamis, 11/09/2014 15:14 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB