Bakteri Rhodobium marinum dan ganggang (Algae) bisa digunakan sebagai bahan baku produksi hidrogen untuk bahan bakar mobil ataupun membangkitkan listrik. Temuan yang sudah dipatenkan tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu diharapkan bisa diterapkan secara luas untuk menghemat listrik pabrik ataupun transportasi publik.
Tim LIPI memproduksi hidrogen dengan bantuan kombinasi bakteri dan ganggang mikro (sel tunggal). Tim juga sudah mengisolasi 200 alga mikro laut tropis dari berbagai daerah untuk memproduksi hidrogen.
”Indonesia melimpah bahan baku, bisa bersumber bahan organik atau biomassa, yakni sampah. Indonesia juga kaya organisme agen produksi gas hidrogen secara alami, termasuk bakteri fotosintesis warna merah Rhodobium marinum,” kata Kepala Laboratorium Bioenergi dan Bioproses Bioteknologi LIPI Dwi Susilaningsih, pekan lalu, di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Secara teknis, hidrogen dipanen dari bakteri Rhodobium marinum yang berfotosintesis. Pigmen foto pada bakteri itu bisa memisahkan air (H2O) menjadi hidrogen dan karbon dioksida. Ganggang dibutuhkan guna mengonsumsi karbon dioksida sebagai limbah hasil kerja fotosintesis.
Sebagai bahan bakar, hidrogen bisa menghasilkan energi lebih besar daripada bensin dengan bobot sama. Hidrogen lebih ramah lingkungan karena hasil pembakarannya hanya menghasilkan limbah berupa H2O. Hidrogen fuel cell atau alat untuk memproses gas hidrogen menjadi tenaga listrik atau bentuk energi mekanik lain sesuai tujuan penggunaan kini tersedia teknologinya dan telah diproduksi. Jadi, penerapan bahan bakar hidrogen bukan lagi sebatas riset, melainkan sudah diterapkan.
”Di Taiwan, satu perusahaan minuman berskala internasional sudah memakai bahan bakar hidrogen di pabriknya, dari limbah biomassa sampah sendiri. Hasilnya, meski hanya menggantikan kebutuhan seluruh pabrik selama dua jam sehari, dampaknya pada penghematan biaya listrik amat besar,” tutur Dwi.
Telekomunikasi
Penerapan bioenergi hidrogen juga diterapkan sebagai sumber listrik pada industri telekomunikasi pada baterai di menara base transceiver stations jaringan telepon selular. Bahan bakar hidrogen juga dipakai di industri otomotif, misalnya BMW dan Honda yang membuat mobil listrik berbahan bakar hidrogen.
Hidrogen murni punya potensi efisiensi hingga 80 persen atau amat sedikit gas hidrogen yang tak berubah jadi listrik. Jika diubah jadi tenaga mekanik, misalnya menggerakkan mesin mobil, tingkat efisiensinya 64 persen.
Gas hidrogen, lanjut Dwi, bukan sumber energi sebenarnya, melainkan media penyimpan energi. Hidrogen bisa dikemas, dibawa dalam botol dan galon, bisa disimpan tanpa berubah mutu dan termasuk kelompok energi terbarukan yang tak mencemari lingkungan. Hidrogen bisa dimasukkan ke mesin pembakaran internal konvensional, atau pada sistem lain disebut fuel cell hidrogen, bisa diubah jadi energi listrik tanpa pembakaran.
Saat ini, LIPI sedang menyiapkan ruang koleksi mikroba khusus (Ina-CC) di Cibinong Science Center. Menurut peneliti pada Pusat Bioteknologi LIPI, Puspita Lisdiyanti, yang juga kurator Ina-CC, setidaknya 7.000 koleksi mikroba yang sudah diisolasi siap disimpan dengan standar internasional.
Isolat-isolat itu siap dikembangkan lebih lanjut untuk berbagai keperluan bernilai ekonomi tinggi. (ODY/GSA)
Sumber: Kompas, 8 September 2014