LIPI Cari Mikroba Unggul untuk Bioetanol

- Editor

Senin, 9 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim Program Biorefinery Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tengah mengembangkan teknologi produksi bioetanol lewat pemrosesan biomassa dengan bantuan mikroba asli Indonesia. Saat ini, ada 13 kandidat mikroba penghasil enzim selulase dan xilanase serta dua kandidat mikroba khamir yang akan diseleksi lagi hingga mendapat yang paling optimal bekerja.

“Kami sudah menapis dari sekitar 700 mikroba penghasil enzim dan sekitar 700 mikroba khamir,” kata peneliti Bioteknologi LIPI sekaligus Koordinator Program Biorefinery Yopi Sunarya, Minggu (8/3), saat dihubungi dari Jakarta. Penentuan kandidat terbaik antara lain dengan memantau kestabilan genetik dari mikroba penghasil enzim dan kestabilan sistem metabolisme khamir, sehingga tak akan menimbulkan masalah saat dimanfaatkan secara massal.

Tim peneliti kini mengkaji pemanfaatan biomassa berupa limbah tandan sawit kosong dari industri kelapa sawit dan bagas (limbah tebu) dari industri gula. Yopi mengatakan, LIPI mencari kandidat mikroba untuk dua fungsi berbeda. Untuk mengolah biomassa hingga menghasilkan bioetanol ada dua tahap, yakni hidrolisis (penguraian) selulosa biomassa jadi gula dan fermentasi gula jadi etanol.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hidrolisis selulosa berjalan jika ada enzim selulase dan xilanase dari mikroba tertentu. Untuk itu, tim meneliti kelompok bakteri Actinomycetes, karena koleksi terbanyak di fasilitas pusat penyimpanan koleksi mikroba (Indonesian Culture Collection/InaCC) LIPI berjenis bakteri. Di sisi lain, struktur genetika bakteri lebih sederhana dibandingkan mikroba semacam jamur atau kapang.

Peneliti senior mikrobiologi pada Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Puspita Lisdiyanti, menjelaskan, untuk tahap fermentasi, tim mencari jenis khamir yang bisa menghasilkan banyak etanol, tetapi tahan terhadap inihibitor atau kondisi-kondisi penghambat. Limbah industri kelapa sawit dan gula memiliki penghambat yang membuat mikroba bekerja tak optimal. (JOG)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Maret 2015, di halaman 13 dengan judul “LIPI Cari Mikroba Unggul untuk Bioetanol”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Mengalirkan Terang dari Gunung: Kisah Turbin Air dan Mikrohidro yang Menyalakan Indonesia
Berita ini 17 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:30 WIB

Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB