Pembuatan Enzim Protease Meningkat ke Skala Industri

- Editor

Selasa, 8 Desember 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Konsorsium Enzim mengembangkan pembuatan enzim protease skala industri. Pengembangan teknologi dari skala laboratorium sampai uji produksi itu butuh waktu dua tahun. Produksi nasional berkapasitas 200 ton per tahun itu menekan ketergantungan 99 persen terhadap enzim impor.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto, Jumat (4/12), di Jakarta, terkait dimulainya produksi enzim protease berskala komersial di Kawasan Bio Center Petrosida, Gresik, Jawa Timur. Selain industri BUMN, Konsorsium Enzim juga melibatkan peneliti dari Universitas Diponegoro, Semarang, dan perekayasa dari Pusat Teknologi Bioindustri.

Peran BPPT dalam konsorsium adalah menyediakan mikroba jenis Bacillus megaterium yang diisolasi dan dikembangbiakkan. “Proses pembuatan enzim protease dipatenkan 1998, tetapi baru dua tahun ini diterapkan dan dikembangkan di industri,” kata Kepala Bidang Teknologi Produksi Biokatalis Pusat Teknologi Bioindustri BPPT Edi Wahjono.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam membangun unit produksi enzim itu, BPPT melakukan konsultasi teknis, termasuk menyediakan desain teknik dan transfer teknologi lewat pelatihan dari teknologi produksi hulu hingga hilir enzim. Produksi hulu antara lain persiapan sistem pembiakan hingga fermentasi. Proses hilir mulai dari separasi mikroba hingga pengemasan.

PROTEOLYTICMenurut Direktur Utama Petrosida Dwi Cahyo Juniarto, pihaknya bisa memproduksi enzim protease dalam bentuk serbuk 200 ton per tahun dan konsentrat 500 ton per tahun. Jumlah itu menekan 10 persen kebutuhan nasional enzim protease. Enzim protease dimanfaatkan untuk penyamakan kulit.

Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Eniya Listiani Dewi menambahkan, produksi enzim xylanase dengan mikroba Bacillus halodurans berskala industri juga dimulai. Enzim pada industri kertas dan pulp itu dibuat di unit pabrik yang sama. “Dari desain rancang bangun industri enzim itu, BPPT dapat royalti 10 persen dari penjualan,” ujarnya.

Kepala Pusat Teknologi Bioindustri BPPT Priyo Atmadji menyebutkan, penggunaan enzim itu menekan pemakaian bahan kimia. Kini, untuk penyamakan kulit di Indonesia, 60 persen memakai sodium sulfit dan kapur yang mencemari lingkungan dan memicu bau menyengat. (YUN)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Desember 2015, di halaman 14 dengan judul “Pembuatan Enzim Protease Meningkat ke Skala Industri”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 98 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB