Produksi Bahan Baku Antibiotik Generasi Ketiga Dirintis

- Editor

Rabu, 8 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bahan baku antibiotik generasi ketiga, sefalosporin, diproduksi dalam skala laboratorium di Balai Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Produksi bahan farmasi hasil riset itu akan ditingkatkan ke skala komersial. Pengembangannya melibatkan industri nasional dan industri Korea Selatan.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan itu seusai tanda tangan nota kesepahaman di Jakarta, Senin (6/6). Kesepakatan ditandatangani Direktur Utama PT Kimia Farma Rusdi Rusman dan Presdir Sungwun Pharmacopia Co Ltd Chu In Wa.

“Kerja sama ini upaya integrasi industri farmasi mengurangi ketergantungan bahan baku antibiotik impor,” ujar Unggul. Saat ini, 95 persen bahan baku obat untuk industri farmasi diimpor dari Tiongkok dan India. Padahal, Indonesia menguasai teknologinya dan bahan baku melimpah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Pasar produk farmasi Indonesia tahun 2015 sebesar Rp 60 triliun dan diproyeksikan meningkat menjadi Rp 102,05 triliun tahun 2020,” kata Deputi Kepala BPPT Bidang Agroindustri dan Bioteknologi Eniya Listiani Dewi. Dari nilai itu, impor bahan baku farmasi Rp 27 triliun.

Uji coba produksi skala laboratorium bahan baku obat antibiotik golongan beta laktam telah dilakukan Balai Teknologi BPPT sejak 1990-an.

Selama ini, menurut pakar agroindustri BPPT, Wahono Sumaryono, untuk membuat sefalosporin, BPPT menguasai sistem fermentasi dengan skala pilot 2.500 liter per produksi. Adapun Sungwun menguasai sistem produksi biokonversi berbasis enzim dengan skala komersial 100.000 liter per produksi.

Kedua pihak akan mengembangkan teknologinya menggunakan bahan baku lokal, antara lain sagu. “Umumnya menggunakan jagung dan tebu,” ucap Bambang Marwoto, perekayasa pada Balai Bioteknologi BPPT.

Dalam uji coba setahun, nantinya akan dipilih teknologi paling efisien. Produksi skala komersial oleh Kimia Farma berkapasitas 500 ton per tahun. (YUN)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Juni 2016, di halaman 14 dengan judul “Produksi Bahan Baku Generasi Ketiga Dirintis”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 35 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB