Prototipe Riset Bus Listrik LIPI Dikenalkan

- Editor

Selasa, 26 Juni 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penerapan hasil riset di bidang transportasi publik berbahan bakar listrik masih lemah. Dalam rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2012, Kementerian Riset dan Teknologi memperkenalkan prototipe riset bus listrik dengan kapasitas 15 orang yang dikerjakan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

”Bus listrik untuk angkutan publik sangat cocok diterapkan di jalur yang sudah tetap, seperti di Jakarta pada jalur bus transjakarta,” kata Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika (Telimek) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adi Santosa, Senin (25/6), ketika dihubungi di Bandung.

LIPI mempersiapkan prototipe riset bus listrik sejak 2011. Menurut Adi, sekali pengisian listrik dengan kapasitas baterai sampai 500 ampere dapat digunakan untuk jarak tempuh 120-150 kilometer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Kecepatan maksimum bus listrik ini mencapai 100 kilometer per jam,” kata Adi.

Untuk menghasilkan prototipe riset bus listrik itu diperlukan dana Rp 1,8 miliar. Kapasitas prototipe riset bus listrik masih perlu ditingkatkan jika ingin digunakan sebagai angkutan massal. Jika hasil riset sarana transportasi publik ini ingin diterapkan, masih diperlukan pembuatan prototipe produksi.

Kepala Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatan Iptek LIPI Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono mengatakan, penerapannya sangat bergantung pada kemauan politik pemerintah.

Selama ini, LIPI menghasilkan berbagai jenis mobil listrik ataupun hibrid (campuran) dengan bahan bakar minyak. Dunia industri belum ada yang berhasil mengembangkan ke arah produksi massal. (NAW)

Sumber: Kompas, 26 Juni 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 15 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB