Sistem Baru Pembangkit Listrik Hibrida Dirintis

- Editor

Sabtu, 18 Oktober 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kemandirian energi listrik di Indonesia dibangun dengan mendayagunakan sumber energi terbarukan melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga hibrida. Selama ini, PLTH umumnya memadukan tenaga surya dan angin. Belakangan ini, sel bahan bakar dan energi surya terkonsentrasi mulai dikembangkan.

Pengembangan sistem pembangkitan energi listrik itu disampaikan secara terpisah oleh Direktur Pusat Teknologi Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Eniya Listiani Dewi dan Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Budi Prawara, Kamis (16/10), di Jakarta.

Budi memaparkan, Indonesia memiliki beragam energi terbarukan yang melimpah, seperti matahari, air, angin, panas bumi, biomassa, energi arus, dan gelombang laut. Untuk memakainya secara efektif diperlukan pemilihan sistem pembangkit yang tepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Selama ini, pembangkit listrik dari sinar matahari pakai sel surya fotovoltaik, terdiri atas lapisan datar kolektor panas. Padahal, untuk radiasi matahari tinggi, sistem kolektor panas terkonsentrasi lebih layak,” ujarnya.

Pada sistem itu, kolektor panas berupa penampang tabung setengah lingkaran akan merefleksikan panas matahari pada satu fokus, yakni tabung, kemudian menguapkan air hingga menggerakkan generator daya listrik.

LIPI telah merancang bangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terkonsentrasi berkapasitas 1 kilowatt (kW) yang telah diuji coba di Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Jika uji coba sistem pembangkit PLTS itu terbukti layak, kapasitasnya akan dinaikkan menjadi 10 kW. Lokasi penerapan PLTS terkonsentrasi itu nantinya di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Pembangkit tenaga surya jenis itu dipilih untuk dikembangkan di Indonesia karena memiliki kandungan lokal tinggi, hingga 75 persen.

”Dalam menerapkan hasil riset ini, LIPI bekerja sama dengan pemerintah daerah. Ini sebagai upaya mendorong kemandirian energi di daerah yang tak terjangkau jaringan listrik PLN,” kata Pelaksana Tugas Kepala LIPI Akmadi Abbas.

Pembangkit listrik energi surya dan beragam pembangkit listrik energi terbarukan lain yang dikembangkan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI itu dibahas pada Konferensi Internasional Rekayasa dan Aplikasi Energi Berkelanjutan (ICSEEA) di Bandung, Jawa Barat. Selain itu, ditampilkan kendaraan ramah lingkungan, antara lain mobil listrik dan mobil hibrida.

Sel bahan bakar
Sementara itu, Eniya menjelaskan, PLTH sel bahan bakar (fuel cell) berdaya 2 kW ekuivalen sejak 2012 hingga kini telah terpasang di 1.000 lokasi. Sel bahan bakar pada sistem pembangkit listrik menghasilkan energi dari reaksi kimia pada pencampuran gas hidrogen yang berasal dari air dengan oksigen dari udara.

Pemakaian energi itu sebagai cadangan listrik di menara base transceiver station (BTS). ”Sayangnya, semua komponen sel bahan bakar masih didatangkan dari Amerika Serikat,” ujarnya. Selain teknologi dari AS, PLT sel bahan bakar kapasitas 2 kW dari Jepang juga akan diuji coba di Bontang, Kalimantan Timur.

Pihak BPPT sebenarnya mampu membuat sel bahan bakar hingga 80 persen dan telah memiliki paten bagi tiga komponen sistem energi itu. Untuk pengembangan selanjutnya, BPPT telah menjalin kerja sama dengan Universitas Toulouse, Perancis.

Di Indonesia, produksi sel bahan bakar juga akan mendapat dukungan dari lembaga riset terkait dan industri strategis nasional. Namun, untuk pelaksanaan program tersebut secara nasional diperlukan dukungan dari pemerintah, terutama dalam hal pendanaan. (YUN)

Sumber: Kompas, 18 Oktober 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB