Saat bencana melanda, sumber air sebagai sarana vital bagi kehidupan kerap kali rusak dan sirna. Penyediaan air bersih dan air minum dengan Arsinum, sistem pengolah air minum, menjadi solusi.
Saat gempa dan tsunami melanda, sebagaimana terjadi di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, seketika sumber dan pasokan air di area itu sirna. Sebab, sumber air tawar di tampungan terbuka tercemar air laut yang naik ke darat saat tsunami. Pasokan air pun terhenti karena instalasi pembangkit listrik rusak sehingga pompa listrik penyedot air tanah tak berfungsi.
Dalam kondisi darurat pascabencana gempa dan tsunami ini, bantuan yang perlu didatangkan dalam waktu singkat ialah air bersih dan air minum. Selama ini hal yang dapat segera dilakukan adalah memasok air minum dalam kemasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sekaligus air minum berkapasitas besar, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengenalkan unit pengolah air minum disebut Arsinum (Air Siap Minum) yang mudah dibawa atau mobile memakai kendaraan bak terbuka. Dengan sarana transportasi, unit pengolah air itu menjangkau lokasi warga terdampak bencana.
Unit ini dikembangkan Kelompok Perekayasa Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair (KELAIR) Pusat Teknologi Lingkungan Kedeputian Bidang Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Alam BPPT. ”Arsinum Mobile memakai teknologi membran terdiri atas tiga tahap penyaringan,” kata Arie Herlambang, anggota KELAIR.
Penyaringan awal memakai sejumlah unit penyaring yang terpasang kompak. Sistem penyaring yang terpasang antara lain filter multimedia berupa tabung polimer (polivinil klorida/PVC) berdiameter 30,5 sentimeter. Di dalamnya tersusun material kerikil dan pasir. Ada juga penyaring dari membran cartridge dengan bahan serat khusus bergaris tengah 30,5 cm dan panjang 50 cm.
Selanjutnya, air diteruskan ke penyaring membran ultrafiltrasi, terakhir dengan membran reverse osmosis. Unit itu dilengkapi sterilisasi ultraviolet untuk menjamin produksi air bebas dari bakteri coli. Sistem pembunuh kuman yang memakai penyinaran berkas sinar ultraungu atau ultraviolet ini berkapasitas 15 liter per menit.
Sebagai sumber energi bagi sistem Arsinum Mobile, ada tiga metode diterapkan sesuai kondisi di lapangan. Metode itu ialah listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara, baterai, dan genset, beserta kelengkapannya.
Rangkaian sistem pengolah air itu dipasang di mobil bak terbuka dengan sistem suspensi menahan guncangan dan praktis untuk melaju di area bencana serta menerobos genangan banjir.
Arsinum Mobile bisa memproduksi 400 liter air siap minum per jam atau setara kebutuhan air minum bagi 2.000 orang per hari. ”Versi mobile dikembangkan berbasis generasi pertama yang dipakai pascagempa dan tsunami Aceh tahun 2004,” ungkap Arie.
Pengembangan terutama pada desain dan rancang bangunnya kian kompak. Selama pengembangannya, Arsinum diterapkan antara lain di Yogyakarta pascagempa pada 2006. Sistem versi awal ini telah didesiminasikan pada industri dan diproduksi secara komersial.
Cara kerja
Arsinum terdiri atas sejumlah komponen utama, yakni unit pembangkit listrik 220 volt, pompa air listrik berkapasitas 40 liter per menit. Pompa diaktifkan memompakan bahan oksidator untuk mengoksidasi besi, mangan, dan bakteri.
Air mengalir ke static mixer atau tangki pencampur. Lalu, air masuk ke multimedia filter berisi kerikil, pasir silika, dan mangan zeolit untuk menyaring partikel kasar dan endapan hasil oksidasi ukuran besar dengan filtrasi.
Setelah melalui multimedia, filter air masuk ke filter penukar ion sebagai penghilang kesadahan akibat tingginya kadar kalsium, logam berat, dan warna. Air masuk saringan cartridge filter ukuran 0,5 mikron. Di unit ini, kotoran lembut dan melayang- layang pada air tersaring sehingga air lebih jernih. Setelah melalui cartridge filter, air masuk tangki penampung air bersih.
Dari tangki air bersih, air dipompa ke unit ultrafiltrasi yang menyaring sampai ukuran 0,01 mikron. Unit ultrafiltrasi memakai modul membran tipe hollow fiber. Air dari unit ultrafiltrasi dialirkan ke bak penampung air bersih. Kemudian air dipompa ke tiga unit mikro filter yang menyaring padatan sampai ukuran 1 mikron.
Selanjutnya, air dialirkan ke unit sterilisator ultraviolet untuk membunuh mikroba. Air dari unit sterilisator ultraviolet adalah air olahan siap minum langsung tanpa dimasak dan bisa langsung dibotolkan.
Arsinum Mobile
”Arsinum Mobile diperkenalkan untuk memasok kebutuhan air minum warga di Lombok yang dilanda gempa September lalu,” kata Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT Hammam Riza.
Sarana mudah dibawa atau mobile ini dikirim dalam Aksi Sosial dan Bakti Teknologi BPPT serta Hari Ulang Tahun Ke-40 BPPT untuk korban gempa di Lombok. Pada Oktober unit ini akan dikirim untuk membantu tanggap darurat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Arsinum ini terdiri atas dua tipe, yakni unit fix atau terpasang tetap di kantor Pemerintah Kabupaten Lombok dan unit mobile atau bisa dibawa. Sejak 7 September lalu, dua tipe itu dioptimalkan operasinya untuk memenuhi kebutuhan air bersih korban gempa di Lombok.
Untuk operasional, Arsinum memakai tenaga surya agar tak bergantung pada sumber listrik di wilayah bencana. Tiap kali unit Arsinum Mobile beroperasi, ada 1.000-3.000 liter air bersih dan siap minum disalurkan ke 20-80 keluarga. Air minum keluaran Arsinum memenuhi standar air minum sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 sehingga aman dikonsumsi.
Teknologi BPPT ini diharapkan dimanfaatkan optimal bagi area lain di Indonesia. Selain untuk bencana gempa dan tsunami, air bersih dan siap minum dibutuhkan di area terdampak kekeringan dan banjir.–YUNI IKAWATI
Sumber: Kompas, 8 Oktober 2018