Gempa bumi berkekuatan M 7,4 yang berpusat di pegunungan Papua Nugini pada Senin (26/2) pukul 00.44 WIB dirasakan hingga ke sejumlah wilayah di Papua. Hingga Senin malam, telah terjadi tujuh gempa susulan berkisar M 5,3 hingga M 5,9.
Gempa berkekuatan M 7,4 itu terjadi di wilayah Papua Nugini atau sekitar 450 kilometer arah Tenggara Kota Jayapura. Kedalaman hiposenter pusat gempa sekitar 17 kilometer.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, di wilayah Indonesia, gempa juga dirasakan di Kabupaten Tanah Merah dan Merauke dalam skala intensitas IV MMI (Modified Mercalli Intensity) dan di Oksibil dalam skala III MMI. Kedua skala itu termasuk golongan agak lemah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Gempa sempat menimbulkan kepanikan masyarakat sekitar, tetapi tidak ada korban jiwa,” ujar Sutopo di kantornya, BNPB, Jakarta Pusat, Senin (26/2).
Gempa yang dirasakan 5-10 detik di tiga wilayah Papua merusak beberapa bangunan di sana. Berdasarkan data BNPB, bangunan itu antara lain satu masjid, satu pos TNI, gedung SD, kantor distrik, dan satu rumah warga, tepatnya di wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa, seperti Mindip Tanah, Kombut, dan Arimop.
“Kalau pun ada kerusakan-kerusakan bangunan, itu kecil. Karena gempa masih di dalam skala IV MMI,” ujarnya.
Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut diakibatkan aktivitas di New Guinea Highland (NGH) Fold and Thrust Belt atau di jalur tengah Pegunungan Papua Nugini.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi menuturkan, gempa bumi di lokasi tersebut dibangkitkan karena aktivitas sesar naik (Thrust Fault). Gempa juga tidak berpotensi tsunami. (DD18)
Sumber: Kompas, 26 Februari 2018