Aplikasi Counselove; Kelanggengan Pernikahan di Ujung Jari

- Editor

Senin, 27 Februari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Setiap tahun, sekitar 15 persen dari 2 juta pernikahan berakhir dengan perceraian. Banyak di antara perceraian itu terjadi pada usia pernikahan kurang dari lima tahun. Tidak adanya keharmonisan jadi pemicu utama, terutama terkait buruknya komunikasi pasangan.

Untuk membantu menjaga kebahagiaan dan kelangsungan pernikahan pasangan muda itu, tim peneliti dari Universitas Bina Nusantara (Binus), Jakarta, yang berasal dari sejumlah disiplin ilmu mengembangkan aplikasi Android. Aplikasi itu dinamai Counselove.

Di aplikasi itu, pengguna bisa menilai tingkat kepuasan pernikahan mereka. Selanjutnya, sistem kecerdasan buatan akan mengolah data yang dimasukkan pengguna.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Hasilnya berupa saran kepada pengguna untuk meningkatkan kepuasan pernikahan,” kata Widodo Budiharto, ahli kecerdasan buatan, yang memimpin pengembangan Counselove, di Jakarta, Kamis (23/2).

Data yang dimasukkan pengguna akan dinilai berdasarkan sembilan aspek yang memengaruhi kepuasan pernikahan pasangan urban. Sembilan aspek itu diperoleh dari riset ahli psikologi hubungan romantis dan pernikahan pasangan muda Universitas Binus, Pingkan CB Rumondor, pada 2013.

Aspek yang memengaruhi kepuasan pernikahan itu adalah komunikasi, pembagian peran, kesepakatan, dan keterbukaan. Selain itu, ada aspek keintiman dengan pasangan, keintiman dalam relasi sosial, seksualitas, finansial, hingga spiritualitas.

“Kepuasan pernikahan itu akan menentukan apakah perkawinan yang dijalani bertahan atau justru berakhir dengan perceraian,” kata Pingkan. Apalagi, studi John M Gottman (2002) menunjukkan pasangan yang tidak terpuaskan dalam pernikahannya memiliki peluang 90 persen bercerai dalam empat tahun ke depan setelah ketidakpuasan itu muncul.

Sejumlah tugas
Untuk memperbaiki kepuasan pernikahannya, Counselove memberikan sejumlah tugas yang harus dikerjakan pengguna. Setiap kegiatan yang dilakukan pengguna terhadap pasangannya, baik yang positif maupun negatif, akan dinilai. Menurut Gottman (1999), setiap satu tindakan negatif butuh lima tindakan positif untuk membuat pernikahan stabil.

Ahli rekayasa peranti lunak Universitas Binus, Meliana, menambahkan, tugas itu menjadi semacam paksaan bagi pengguna untuk memperbaiki pernikahan. Makin tinggi nilai yang dikumpulkan pengguna menunjukkan kian besarnya usaha yang dilakukan.

“Upaya ini jauh lebih mudah dilakukan daripada pengguna meminta bantuan kepada psikolog atau konselor pernikahan,” ujarnya. Meski demikian, permintaan bantuan untuk menyelamatkan pernikahan itu tak bisa dihindarkan jika kondisi pernikahan sudah amat buruk.

Keunggulan Counselove dibandingkan ratusan aplikasi tentang cinta yang ada di Play Store lainnya adalah basis riset yang digunakan untuk mengembangkannya. Selain itu, aplikasi yang saat ini hanya tersedia di sistem operasi Android itu diklaim sebagai aplikasi tentang penilaian kepuasan pernikahan pertama berbahasa Indonesia.

Pengembangan aplikasi itu didanai dari hibah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada 2015-2016. Selain aplikasi, riset itu menghasilkan sejumlah publikasi internasional dan saat ini dalam proses pengurusan hak kekayaan intelektualnya. (MZW)
———-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Februari 2017, di halaman 14 dengan judul “Kelanggengan Pernikahan di Ujung Jari”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB