Polemik Pernikahan Usia Anak

- Editor

Senin, 12 Maret 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Upaya mengatasi pernikahan usia anak sudah dilakukan sejak dulu di sejumlah wilayah. Di Brebes, Jawa Tengah, misalnya, calon pengantin harus memeriksakan diri ke dokter untuk diperiksa kesehatan sekaligus memastikan usia sebenarnya. Maklum saja, banyak calon pengantin yang memalsukan usianya agar sesuai dengan batasan usia di Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Dalam Pasal 7 Ayat (1) UU itu dinyatakan, perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun.

Batasan usia ini dinilai banyak kalangan sangat merugikan, terutama perempuan. Pada usia itu, pemahaman remaja putri terhadap kesehatan reproduksi umumnya rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Sejumlah pelajar di Kabupaten Indramayu bersama Forum Anak Jawa Barat menghadiri peluncuran Gerakan Bersama Stop Perkawinan Anak di Pendopo Kabupaten Indramayu, Sabtu (18/11/2017). Bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Koalisi Perempuan Indonesia, anak-anak membacakan deklarasi stop perkawinan anak yang merusak masa depan anak-anak Indonesia. Indramayu, menjadi kabupaten pertama tempat sosialisasi gerakan stop perkawinan anak yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Selain itu, pada usia remaja putri, sistem reproduksinya belum matang sehingga memiliki risiko kesehatan yang sangat tinggi. Jika remaja putri yang sedang tumbuh kembang itu berasal dari keluarga yang kondisi gizinya kurang baik, bisa berakibat pada komplikasi persalinan, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, bahkan risiko kematian ibu saat melahirkan.

Kasus pernikahan usia anak di Indonesia masih sangat tinggi, yakni di peringkat ketujuh dunia. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mencatat, perempuan yang pernah menikah pada usia 20-24 tahun sekitar 17 persennya menikah sebelum usia 18 tahun. SDKI 2017 mencatat, usia kawin pertama pada perempuan berusia 15-19 tahun sekitar 51,5 persen terjadi di perkotaan.

Berdasarkan Pendataan Keluarga 2015, persentase menikah pertama pada perempuan berusia 15-19 tahun sebesar 37,1 persen, perempuan usia 20-34 tahun sekitar 61 persen, dan perempuan berusia 35-49 tahun sekitar 1,6 persen (Kompas, 30/1/2018).

Meski sejumlah pihak berupaya menentang pernikahan usia anak, Mahkamah Konstitusi tahun 2015 memutuskan perkawinan diizinkan jika perempuan sudah mencapai umur 16 tahun. Jadi, perjuangan untuk menghapus perkawinan usia anak masih sangat panjang. (THY)

Sumber: Kompas, 12 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB