Aplikasi Digital Bisa Atasi Perantara

- Editor

Jumat, 19 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah terus berupaya membuat terobosan untuk membuat harga pangan terjangkau konsumen dengan memotong peranan perantara yang mengambil margin terlalu tinggi. Pemerintah juga mendorong teknopreneur digital membuat aplikasi pemasaran produk pertanian untuk menghapus peran perantara tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan hal itu di Kantor Wakil Presiden, kompleks Istana, Jakarta, Kamis (18/2). Upaya ini menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas masalah kebijakan pangan beberapa waktu lalu agar para menteri membuat kebijakan adil bagi petani, pedagang, dan konsumen untuk mengendalikan kenaikan harga pangan yang sejak tahun 2011-2015 sudah mencapai 70 persen.

“Kami masih proses membicarakan hal itu dengan Perum Bulog, Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan sebagainya. Kami terus membahas terutama masalah logistik dan melahirkan bisnis baru, terutama oleh anak-anak muda yang suka dengan dunia digital perdagangan daring,” ujar Darmin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Darmin mengatakan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tengah menyiapkan aplikasi sederhana serta ramah pengguna sehingga mudah digunakan petani dan pedagang. Upaya itu diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan produk pangan secara daring yang memberikan margin layak bagi petani dan pedagang dengan harga terjangkau oleh konsumen.

“Itu akan kami proses lebih lanjut. Pada saatnya nanti akan ada peraturan untuk itu. Jadi, akhirnya petani bisa dapat laba lebih tinggi, margin pedagang jangan terlalu besar, dan konsumen pun terjangkau harga pangannya,” tutur Darmin.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Public Virtue Institute Resa Temaputra mengatakan, pemerintah pernah membuat sayembara pembuatan aplikasi berkait harga pasar untuk menjembatani petani, pedagang, dan konsumen. Aplikasi itu diharapkan memotong peranan perantara sehingga petani bisa menjual langsung kepada pembeli.

“Yang terpenting adalah evaluasinya bagaimana. Petani dan nelayan juga harus disiapkan benar agar aplikasi yang dibuat bisa digunakan secara efektif,” kata Resa. (HAM)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Februari 2016, di halaman 17 dengan judul “Aplikasi Digital Bisa Atasi Perantara”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB