Pemerintah Buka Diri Aplikasikan Transgenik

- Editor

Selasa, 15 Maret 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan mengembangkan dan mengupayakan budidaya produk pertanian hasil rekayasa genetika. Keputusan itu diambil untuk menjaga keamanan pangan dan mengurangi ketergantungan negara akan impor.

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi, Senin (14/3) di Jakarta, mengatakan, pengembangan produk pangan transgenik merupakan terobosan teknologi dalam mengatasi permasalahan pangan. ”Arahan kebijakan sangat jelas, kita gunakan (transgenetika),” kata Bayu seusai membuka seminar ”Global Status of Commercialized Biotech/GM Crops in 2010” di Kementerian Pertanian.

Hanya saja, kata Bayu, penerapannya di Indonesia jangan membuat petani bergantung pada perusahaan atau negara tertentu karena teknologi ini sudah sangat dikuasai negara luar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bayu mengatakan, pertanian transgenik telah digunakan luas di China, bahkan seluruh pangan di Argentina merupakan hasil penerapan bioteknologi.

Kementerian Pertanian kini sedang membangun sistem untuk memberikan perlindungan bagi petani dan pengusaha. ”Jangan sampai terulang kembali pengalaman pemalsuan bibit yang merugikan petani dan pengusaha,” ujarnya.

Direktur Pusat Informasi Bioteknologi Indonesia (IndoBIC) Bambang Purwantara mengatakan, Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika Indonesia telah meloloskan spesies jagung hasil transgenik Bt Corn NK603 dan Bt Corn MON89304 untuk pangan dan pakan.

Ada pula tebu yang tahan penyakit dan tahan kekeringan, yang telah usai tahap notifikasi publik di Balai Kliring Keamanan Hayati Indonesia. Tebu ini hasil penelitian Universitas Negeri Jember dan PT Perkebunan Nusantara XI.

Bambang menambahkan, International Rice Research Institute (IRRI) Filipina menemukan padi transgenik yang mengandung vitamin A atau terkenal dengan golden rice. Menurut rencana, rekayasa genetika serupa terhadap padi jenis ciherang juga dilakukan di Indonesia pada tahun-tahun mendatang.

Golden rice yang kaya vitamin A itu akan membuat beras menjadi berwarna kekuningan. Dengan mengonsumsi beras ini, diharapkan dapat memperbaiki asupan vitamin A.

Aplikasi teknologi genetika pada beras yang ditemukan Peter Beyer dan Ingo Portrykus serta perusahaan Syngenta ini tidak dipungut biaya. ”Penemuan ini didedikasikan bagi kemanusiaan,” kata Randy A Hautea, Direktur International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA) Asia Tenggara.

Sementara itu, pendiri dan Ketua Dewan ISAAA, Clive James, mengatakan, tanaman rekayasa genetika tidak menjamin kecukupan pangan penduduk. ”Tetapi ini terobosan penting untuk penggandaan produktivitas serta keamanan pangan, pakan, dan serat,” ujarnya.

Butuh kajian

Clive James menegaskan, produk transgenik tak diragukan jika sudah melewati penelitian menyeluruh dan lolos dari pengkajian komisi keamanan pangan, baik nasional maupun internasional.

Penerapan bioteknologi pangan ini telah dimulai sejak 1996. Hingga kini telah terbentuk 1 miliar hektar lahan pertanian transgenik di 29 negara. (ICH)

Sumber: Kompas, 15 Maret 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB