Voyager 2 Sendirian Mengarungi Ruang Antarbintang

- Editor

Sabtu, 7 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Voyager 2, wahana antariksa, akan mengarungi ruangantarbintang sendirian, tanpa kendali atau perintah dari Bumi. Meski sendirian, dia telah ditempatkan pada kondisi yang memungkinkannya baik-baik saja.

KOMPAS/NASA–Citra artis tentang wahana Voyager 2. Wahana ini diluncurkan pada 20 Agustus 1977. Wahana yang kini berada pada jarak 18,5 miliar kilometer dari Bumi ini adalah teknologi kedua buatan manusia yang memasuki ruang antarbintang pada 5 November 2018.

Sejak awal Maret hingga 11 bulan ke depan, wahana antariksa Voyager 2 akan mengarungi ruangantarbintang sendirian, tanpa kendali atau perintah dari Bumi. Itu terjadi karena satu-satunya antena radio yang bisa memberi perintah ke wahana tersebut sedang dalam perbaikan sampai Januari 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Satu-satunya antena radio yang bisa memberi perintah pada Voyager 2 itu adalah DSS43 yang terletak di Kompleks Komunikasi Antariksa (Deep Space Communication Complex) Canberra, Australia. DSS43 memiliki tinggi 70 meter dan sudah beroperasi selama 48 tahun.

Antena radio itu sebenarnya masuk dalam Jejaring Komunikasi Antariksa (Deep Space Network/DSN) dengan antena radio yang ada di California, Amerika Serikat dan Spanyol. Namun karena Voyager 2 bergerak ke bagian bawah dari bidang edar Bumi mengelilingi Matahari, maka hanya antena radio di belahan Bumi selatan yang bisa berkomunikasi dengannya.

“Saat perbaikan selesai, antena ini akan lebih andal,” kata kepala rekayasa DSN Jeff Berner seperti dikutip space.com, Kamis (5/3/2020). Perbaikan itu akan meningkatkan kemampuan komunikasi pengendali misi di Bumi dengan Voyager 2 dan dengan wahana lain, termasuk wahana penjejak Mars.

Voyager 2 adalah teknologi buatan manusia kedua yang memasuki ruang antarbintang setelah kembarannya Voyager 1. Voyager 2 melintasi heliosfer, wilayah terakhir yang masih terkena pengaruh Matahari, pada 5 November 2018. Kini, dia ada pada jarak 18,5 miliar kilometer (km) dari Bumi.

Sementara kembarannya Voyager 1 melintasi heliosfer pada 25 Agustus 2012 dan sekarang berjarak 22,2 miliar km dari Bumi. Kedua wahana itu milik Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS, NASA, serta diluncurkan pada 1977 untuk mengumpulkan informasi planet di bagian luar Tata Surya, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus beserta satelit-satelitnya.

Setelah misi utama selesai, keduanya diarahkan menuju ruang antarbintang walau rutenya berbeda. Ruang antarbintang ini ditandai dengan besarnya paparan partikel berenergi tinggi yang berasal dari radiasi sinar kosmik. Partikel radiasi tinggi ini sebenarnya juga ditemukan di dalam heliosfer, namun konsentrasinya jauh lebih kecil dibanding yang ada di ruang antarbintang.

Meski Voyager 2 akan mengarungi ruang antarbintang sendirian, kondisi itu tidak perlu dikhawatirkan. “Voyager 2 sudah ditempatkan dalam kondisi yang memungkinkannya dalam kondisi baik-baik saja,” kata manajer proyek Voyager Suzanne Dodd.

Kalaupun ada yang tak berjalan normal, terlebih umur wahana ini sudah lebih dari 42 tahun, sistem perlindungan kesalahan yang ada di wahana diyakini mampu mengatasinya. Baik Voyager 1 dan Voyager 2 diperkirakan masih akan bertahan hingga 2024 saat daya nuklir yang dimiliki wahana habis.

KOMPAS/M ZAID WAHYUDI–Sejumlah antena radio menjulang di Kompleks Komunikasi Antariksa (Deep Space Communication Complex) Canberra, Australia, Rabu (30/11/2016). Kompleks antena radio penjejak wahana antariksa itu dikelola Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) dan Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Persemakmuran (CSIRO). Saat ini, bersama antena radio penjejak serupa di California (AS) dan Madrid (Spanyol), antena radio itu berkomunikasi dengan 40 wahana antariksa dari 27 negara, seperti wahana penjejak di Mars hingga Voyager 2 yang mengorbit di tepian Tata Surya.

Oleh MUCHAMAD ZAID WAHYUDI

Editor: ILHAM KHOIRI

Sumber: Kompas, 7 Maret 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB