Misi Pendaratan Robot Minerva-II1 ke Asteroid Ryugu Dimulai

- Editor

Jumat, 28 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA), Jumat (21/9/2018), pukul 13.35 waktu Jepang atau 11.35 WIB mengonfirmasi keberhasilan pelepasan dua robot kecil, Minerva-II1 A dan Minerva-II1B dari wahana antariksa Hayabusa2. Perjalanan bersejarah kedua robot untuk mendarat dan mengeksplorasi asteroid pun dimulai.

Pendaratan robot ke permukaan asteroid bukan perkara mudah. Hingga Jumat malam, JAXA masih memastikan bahwa kedua robot Minerva (Micro Nano Experimental Robot Vehicle for Asteroid) yang diturunkan dari Hayabusa2 pada ketinggian 55 meter itu mendarat dengan selamat, tidak mengalami kerusakan fungsi.

Namun, keberhasilan pendaratan kedua robot itu belum bisa dipastikan karena komunikasi Hayabusa2 dengan kedua robot terputus. Putusnya komunikasi itu terjadi karena robot dan wahana antariksa sedang berada dalam posisi berbeda sebagai konsekuensi dari gerak rotasi asteroid.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pejabat JAXA kepada NHK mengatakan kesuksesan pendaratan Minerva-II1 di permukaan Ryugu baru bisa dipastikan pada Sabtu dari potret atau citra pendaratan robot yang dikirim ke Bumi.

JAXA–Citra artis yang menunjukkan pendaratan robot Minerva-II1A dan Minerva-II1B di permukaan asteroid Ryugu. Kedua robot dijatuhkan dari wahana antariksa Hayabusa2 di ketinggian 55 meter.

Sementara itu, melalui akun twitter resminya di @haya2e_jaxa, tim dari Hayabusa2 menulis, “Saat ini, kami sedang mengonfirmasi kemungkinan adanya citra yang menunjukkan pendaratan Minerva-II1.”

Wahana antariksa atau satelit Hayabusa2 mengitari asteroid Ryugu sejak akhir Juni 2018 pada ketinggian 900 meter dari permukaan Ryugu. Pelepasan kedua robot Minerva-II1A dan Minerva-II1B itu memang direncanakan terjadi Jumat kemarin, pukul 11.05 WIB.

Selain itu, JAXA juga menyampaikan kondisi Hayabusa2 normal setelah melepaskan kedua robot tersebut. Meski demikian, pendaratan kedua robot itu diwarnai kecemasan para operator di ruang kendali. “Anda bisa mendengar bunyi napas di dalam ruang kendali,” kata pejabat JAXA sebelum robot dilepaskan, seperti dikutip space.com.

Jika rencana pendaratan Minerva-II1 berjalan sesuai rencana, robot seberat 1,1 kilogram itu akan menambah daftar keberhasilan wahana yang berhasil mendarat di asteroid. Sejauh ini, hanya ada dua wahana pendarat asteroid yang sukses mendarat dengan selamat di permukaan asteroid yang keras namun gaya gravitasi sangat lemah.

JAXA, UNIVERSITY OF TOKYO, KOCHI UNIVERSITY, RIKKYO UNIVERSITY, NAGOYA UNIVERSITY, CHIBA INSTITUTE OF TECHNOLOGY, MEIJI UNIVERSITY, UNIVERSITY OF AIZU, AIST.–Potret asteroid Ryugu yang diambil menggunakan Teleskop-Kamera Navigasi Optik (ONC-T) yang ada di wahana antariksa Hayabusa2 yang sedang mengorbit asteroid pada ketinggian 6 kilometer. Citra diambil pada 20 Juli 2018.

Kedua wahana yang sukses mendarat di asteroid itu adalah Near Earth Asteroid Rendezvous-Shoemaker (NEAR Shoemaker) milik Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) yang mendarat di asteroid Eros pada 2001 dan wahana Hayabusa, generasi pendahulu dari Hayabusa2, yang mendarat di asteroid Itokawa pada 2005.

“Gravitasi di permukaan Ryugu sangat lemah. Akibatnya, saat wahana pendarat itu bergerak, dia justru akan melayang ke atas,” tulis tim misi Hayabusa2.

Karena itu, meski Minerva-II1 juga termasuk wahana penjelajah, robot tersebut tidak menggunakan roda atau roda berantai seperti wahana penjelajah lainnya seperti Curiosity yang menjelajahi Mars.

Para ahli merancang robot Minerva itu bergerak dengan cara melompat, teknik yang juga dianggap cocok untuk pendaratan wahana di obyek-obyek kecil lain di Tata Surya. Gaya lompat robot dihasilkan oleh putaran motor di dalamnya. Dengan teknik tersebut, saat robot satu kali melompat, dia akan berada di atas selama 15 menit dan bergerak horisontal sejauh 15 meter.

Sementara itu, misi yang berhasil mendarat di komet baru ada satu yaitu wahana pendarat Philae yang mendarat di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada 2014. Wahana pendarat itu dilepaskan dari wahana antariksa Rosetta milik Badan Antariksa Eropa (ESA).

Misi
Robot pendarat Minerva-II1A dan Minerva-II1B masing-masing memiliki lebar 18 sentimeter dan tinggi 7 sentimeter. Meski berukuran kecil, robot ini memuat sejumlah peralatan riset, mulai dari sensor suhu dan optik serta tujuh buah kamera.

Dengan berbagai sensor yang dimiliki, Minerva-II1 akan melompat dan melakukan eksplorasi secara mandiri. Dia harus tahu kemana akan pergi dan menentukan lompatan berikutnya.

Pendaratan kedua robot itu merupakan langkah awal dari misi eksplorasi Ryugu senilai 150 juta dollar AS atau Rp 2,2 triliun yang sangat ambisius. Misi Hayabusa2 diluncurkan pada Desember 2014 dan baru sampai di Ryugu pada Juni lalu atau butuh 3,5 tahun.

Setelah melepaskan Minerva-II1, Hayabusa2 akan melepaskan lagi wahana pendarat seberat 10 kilogram yang dinamai Mascot (Mobile Asteroid Surface Scout). Wahana ini dibuat oleh Pusat Dirgantara Jerman (DLR) dan Badan Antariksa Perancis (CNES). Selanjutnya, tahun depan meski belum ditentukan waktu pastinya, akan didaratkan lagi wahana Minerva-II2 ke Ryugu.

Sementara itu, Hayabusa2 yang berperan seperti kapal induk, akan turun ke permukaan asteroid pada 2019 mengambil sampel tanah dan debu kosmik yang dikumpulkan oleh robot-robot tersebut. Sampel itu akan dikirim kembali ke Bumi menggunakan kapsul khusus dan diharapkan tiba pada Desember 2020.

Para ilmuwan dari seluruh dunia akan meneliti tanah dan debu kosmik dari Ryugu itu untuk mempelajari proses awal pembentukan Tata Surya. Selain itu, dari asteorid yang kaya akan karbon itu, para ahli ingin mengetahui peran asteroid dalam mengantarkan air dan senyawa kimia yang menginisiasi munculnya kehidupan di Bumi.–M ZAID WAHYUDI

Sumber: Kompas, 22 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB