Tsunami Aceh Terbesar Abad Ke-21

- Editor

Selasa, 5 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gelombang tsunami Aceh tergolong terbesar sepanjang sejarah dalam hal jumlah korban jiwa yang tewas. Sedangkan dilihat dari ketinggiannya, kesimpulan sementara menunjukkan gelombang pasang laut itu tertinggi setelah tsunami akibat letusan gunung Krakatau pada tahun 1883, yang mencapai 36 meter dari permukaan tanah.

Di Lhok Nga yang berada di tenggara Meulaboh diketahui tsunami mencapai ketinggian 34,5 meter. Ini merupakan yang tertinggi yang dapat dilihat dari jejak terjangan tsunami pada pohon kelapa yang masih bertahan. Sementara itu di Meulaboh —lokasi terdekat dengan pusat gempa di Samudra Hindia—belum ditemukan tanda-tanda yang menunjukkan ketinggian tsunami Diduga kuat tsunami di daerah ini lebih tinggi daripada di Lhok Nga.

Inilah kesimpulan peneliti dari International Tsunami Survey Team (ITST) yang melakukan survei lapangan ke Banda Aceh dan Sumut, 19-30 Januari lalu. Ada 33 peneliti dari Turki, Jepang, Rusia, Amerika Serikat, Perancis, dan Indonesia yang memaparkan hasil penelitian di Jakarta, Senin (31/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Dr Ir Subandono Diposaptono dari Departemen Kelautan dan Perikanan, tim yang dibagi dalam 3 kelompok menyisir pantai di Kabupaten Serdang Bedagai-Sumut, dan Pulau Simeulue, dan pantai barat Aceh dari Meulaboh (Aceh Barat) hingga Nagan Raya.

Di bagian lain survei dilakukan di Banda Aceh, Lhok Seu-mawe, Sibolga, dan Pulau Nias. Sementara kelompok lain melakukan pengukuran run-up dan penetrasi gelombang di Banda Aceh dan Sabang.

Secara keseluruhan tim telah mengukur detail seluruh daerah bencana tsunami, yang menyangkut karakteristik gelombang tsunami, tingkat kerusak-an yang ditimbulkan, serta studi mengenai paleo tsunami melalui identifikasi tsunami deposit pada lapisan tanah.

Paleo tsunami
Para peneliti melakukan penggalian untuk melacak riwayat terjadinya tsunami atau paleo tsunami hingga ratusan sampai ribuan tahun lalu.

Pakar tsunami dari Turki, Prof Dr Dogan Perincek, menjelaskan, dari lapisan sedimen yang tampak pada lubang yang digali sedalam 40 meter di Simeulue, diketahui pulau tersebut pernah mengalami tsunami sekitar 500-2000 tahun lalu.

Dari hasil pencatatan dan pengukuran yang dilakukan tim, di Simeulue, khususnya bagian utara, tinggi gelombang maksimum tercatat 15 meter, sementara tinggi gelombang di bagian selatan maksimum 3-4 meter.

Namun, jumlah korban jiwa hanya 8 orang dari 78.000 lebih penduduk Simeulue. Hal ini dimungkinkan karena penduduk Simeulue telah memiliki pengetahuan tentang tsunami dan memiliki standard operation procedure.

Di Simeulue, ujar Subandono, tim menemukan adanya perubahan geomorfologis pantai. Di bagian utara, yang berjarak sekitar 41 km dari episentrum, terjadi kenaikan permukaan pantai 1 hingga 1,5 meter. Hal ini sangat jelas terlihat dengan tereksposnya terumbu karang dan juga mangrove. Sementara di bagian selatan dan timur pulau terjadi penurunan. Tim mencatat adanya kenaikan air laut di pantai Sibolga
(2,5 m), Sirombu Pulau Nias (5 m), Banda Aceh (20,8 m), Lhok Nga (34,5 m), dan Ulee Lheu (15,6m).

Tim melaporkan, dari garis-garis yang tampak pada tembok bangunan yang tersisa, diketahui bahwa gelombang tsunami di beberapa lokasi di Aceh dan Sumut terjadi dua hingga lima kali.

Akibat gempa dan tsunadil terjadi subsidensi atau penurunan pantai sejauh 57 meter di Banda Aceh. Hasil survei dari ITST akan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. (YUN)

Kompas, 1 Februari 2005

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB