Noni mengeluarkan kartu Flazz dari dompetnya. Dengan bantuan petugas, dia membayar tarif parkir di Sabang (Jalan H Agus Salim), Jakarta Pusat. Uang sejumlah Rp 5.000 langsung didebet dari kartu uang elektronik itu. Tidak perlu lagi uang receh untuk bayar parkir di salah satu sentra kuliner di Jakarta Pusat itu.
”Tadi sempat ditawari, mau bayar parkir pakai koin atau kartu. Saya tanya kartu apa. Rupanya, kartu uang dari bank. Kebetulan saya punya karena saya juga pengguna transjakarta,” ujar karyawan swasta di kawasan Sudirman itu, Sabtu (31/1).
Sejak pembayaran tiket transjakarta memakai kartu Uang Elektronik (Unik), Noni selalu menyimpan kartu itu di dompetnya. Begitu pembayaran parkir di Sabang juga bisa dilakukan dengan Unik, kartu itu digunakan lagi.
Pembayaran parkir dengan Unik diterapkan Pemprov DKI Jakarta mulai 29 Januari. Namun, sebagian pengguna jasa parkir belum mengetahui kebijakan ini. ”Tadi saya bayar masih pakai koin. Enggak tahu kalau bayar bisa pakai kartu (Unik). Saya juga enggak punya kartunya,” ujar Warno, pengguna parkir di Sabang.
Kebijakan untuk memberlakukan dua metode pembayaran di mesin terminal parkir elektronik (TPE) ini diberlakukan pada masa transisi dari pembayaran koin ke kartu Unik.
Kepala UP Perparkiran Sunardi Sinaga mengatakan, pemberlakuan dua model pembayaran dilakukan selama sepekan ini. Sejumlah petugas penjual kartu Unik juga ditempatkan di sepanjang Jalan Sabang. Unik digunakan dari enam bank, yakni e-Money (Mandiri), Tapcash (BNI), Brizzi (BRI), Mega Cash (Bank Mega), Flazz (BCA), serta JakCard (Bank DKI).
Sunardi optimistis, pembayaran parkir dengan Unik ini bisa meningkatkan pendapatan DKI dari sektor perparkiran. ”Dengan TPE, penerimaan parkir di Sabang naik dari Rp 500.000 menjadi Rp 10 juta per hari. Saya harapkan pendapatan parkir di sini naik menjadi Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per hari setelah penggunaan Unik,” katanya.
Panji, salah satu petugas parkir, membantah masih ada pengendara yang memberikan uang tunai ke petugas parkir. ”Enggak berani kami terima uang. Bisa-bisa dilaporin dan dipecat,” ujarnya.
Bagi petugas parkir seperti Panji, penggunaan Unik ini memudahkan kerjanya. Petugas parkir tidak perlu lagi membawa uang koin untuk pengguna jasa parkir yang ingin menukarkan uang kertas mereka. Petugas hanya membantu pengguna parkir yang kesulitan mengoperasikan pembayaran di TPE. ”Kami jadi bisa mengawasi mobil yang keluar-masuk,” katanya.
Menurut Sunardi, masih ada kendala teknis berupa arus listrik untuk mengoperasikan kamera pengintai (CCTV) di Sabang. Perbaikan tengah dilakukan dan kamera diharapkan segera beroperasi untuk mencegah pelanggaran di lapangan.
Menurut Kepala Divisi Pengembangan Dana dan Jasa BCA Ina Suwandi, penggunaan Unik kian meluas. ”Tahun 2014, penggunaan Flazz mencapai 42,7 transaksi atau naik 200 persen dibandingkan tahun 2013. Sebesar 80 persen transaksi dari sektor transportasi,” ucapnya.
Group Head e-Banking Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji juga mencatat penggunaan e-Money terbesar di sektor transportasi.
Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan, sebagian JakCard dikombinasikan dengan kartu ATM dan kartu identitas lainnya. ”Satu kartu bisa multifungsi seperti yang digunakan Pak Gubernur,” ucapnya. (ART)
Sumber: Kompas, 2 Februari 2015
Posted from WordPress for Android