Spesies Baru Satwa Indonesia Ditemukan

- Editor

Selasa, 31 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Joko Widodo menerima laporan temuan dua spesies satwa baru dari jenis burung dan orangutan. Salah satu dari spesies baru yang dilaporkan itu mengambil nama Ibu Negara Iriana.

Spesies baru burung itu berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, sedangkan spesies orangutan baru berasal dari Sumatera Utara (Sumut). Itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10).

“Penemu spesies burung dari Pulau Rote ialah peneliti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Dewi M Prawiradilaga. Kami mengusulkan namanya jadi Myzomela irianae, termasuk familyMeliphagidae sebagai burung dilindungi,” kata Siti Nurbaya seusai bertemu Presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perlindungan satwa itu mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa serta Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Terkait usulan memakai nama Ibu Negara, kata Siti, Presiden mengizinkannya.

Myzomela irianae yang ditemukan Dewi berbobot 32,23 gram dengan panjang tubuh dari paruh hingga ujung ekor 118 milimeter (mm), panjang paruh 11,94 mm, dan bentangan sayap 172 mm. Burung itu memiliki warna paruh hitam, warna mata coklat gelap, kaki merah darah, pita hitam di dada, dan sayap hitam campur abu-abu gelap.

Habitat burung itu ada di semak-semak, tepi hutan, dan kebun pohon berbunga. Burung itu makan nektar di bunga pohon jati sekitar perkampungan.

Menurut Siti, temuan itu penting artinya bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Burung Myzomela irianae menunjukkan Indonesia kaya keragaman fauna, terutama dari pulau terdepan bagian selatan.

Orangutan tapanuli
Siti melaporkan spesies baru orangutan tapanuli. Secara taksonomi, orangutan itu dekat jenis orangutan Kalimantan. Orangutan itu ditemukan peneliti gabungan Universitas Nasional, Institut Pertanian Bogor, LIPI, University of Zurich, dan peneliti Yayasan Ekosistem Lestari.

Orangutan jenis baru itu disebut orangutan tapanuli dengan nama latin Pongo tapanuliensis. Spesies baru ini hanya ditemukan di Ekosistem Batang Toru, hutan dataran tinggi, di tiga kabupaten di Sumut. Populasi orangutan tapanuli diperkirakan tersisa 800 individu.

Ketua Forum Orangutan Indonesia Herry Djoko Susilo menyatakan, populasi orangutan di Indonesia menurun seiring dengan menyempitnya wilayah habitat orangutan. (Kompas, Kamis, 24 Agustus 2017) (NDY)

Sumber: Kompas, 31 Oktober 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 24 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB