Siswa SMK Diarahkan Jadi Tenaga Survei Pertanahan

- Editor

Rabu, 14 Februari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional masih harus menyelesaikan sekitar 74 juta bidang tanah yang belum bersertifikat. Dengan tenaga survei pertanahan yang ada sekarang, program sertifikasi hanya bisa berjalan 1 juta bidang tanah per tahun. Itu berarti masih butuh 74 tahun lagi untuk bisa menyertifikasi semua bidang tanah. Karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk penambahan tenaga survei pertanahan yang tentunya harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan di dunia industri.

Direktur Pengukuran dan Pemetaan Dasar Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan Kementerian ATR/BPN, Agus Wahyudi Kushendratno mengatakan, dengan tenaga survei pertanahan yang ada sekarang, target pemerintah untuk bisa menyertifikasi seluruh bidang tanah sebanyak 125 juta bidang tanah hingga tahun 2025 akan sulit tercapai.

“Kalau sekarang mulai 2017, berarti tinggal 8 tahun lagi. 74 tahun jadi 8 tahun, ini mustahil. Makanya harus ada percepatan-percepatan yang tentu saja perlu tambahan sumber daya manusia,” ujar Agus, dalam penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang “Peningkatan Kompetensi Bidang Geomatika pada Sekolah Menengah Kejuruan”, di Hotel Mega Anggrek, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (13/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kerja sama tersebut menyangkut tiga hal, yakni pengembangan kurikulum bidang geomatika, peningkatan kompetensi bagi tenaga pengajar, dan penyiapan tenaga calon tenaga asisten surveyor kadester (ASK).

Agus mengatakan, selama ini, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta milik Kementerian ATR/BPN belum bisa memenuhi kebutuhan tenaga ASK. Setiap tahun, sekolah itu hanya meluluskan sekitar 350 orang. Padahal, Kementerian ATR/BPN masih butuh sekitar 4.000 calon ASK di tahun 2019.

“Untuk menyelesaikan target pemerintah yang tiba-tiba mendadak itu, tentunya kami perlu masukan sumber daya yang besar,” ucap Agus.

Oleh karena itu, Kementerian ATR/BPN bekerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki bidang geomatika untuk mengeluarkan lulusan calon tenaga ASK. Namun demikian, menurut Agus, perlu diperhatikan terkait kompetensi ASK dengan yang terjadi di lapangan agar tidak terjadi gap. Ia menyebut lulusan ASK harus memiliki tiga kompetensi dasar yang diperlukan, yakni survei pemetaan, muatan hukum yuridis, dan administratif.

“Tiga kemampuan dasar itu yang harus sudah jadi satu utuh dalam tenaga ASK. Itu yang kemudian kami tambahkan kepada kurikulum yang ada di SMK sehingga lengkap seperti yang diharapkan BPN, karena harapan kami tinggi, tidak sekadar ASK yang bisa mengukur tanah saja,” katanya.

NIKOLAUS HARBOWO–Direktur Pengukuran dan Pemetaan Dasar Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan Kementerian ATR/BPN Agus Wahyudi Kushendratno, Direktur Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Dikdasmen Kemendikbud M Bakrun, dan Pelaksana harian (Plh) Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Renny Yunus, menandatangani perjanjian kerja sama antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang “Peningkatan Kompetensi Bidang Geomatika pada Sekolah Menengah Kejuruan”, di Hotel Mega Anggrek, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (13/2).

Tenaga pendidik kurang
Pelaksana harian (Plh) Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Renny Yunus, mengatakan, kebutuhan guru geomatika masih kurang. Guru yang ada saat ini tidak spesifik belajar ilmu mengukur tanah, tetapi dari luar bidang geomatika, seperti teknik bangunan dan geografi. Menurut Renny, hal itu disebabkan tidak ada perguruan tinggi yang secara spesifik melahirkan lulusan bidang geometik.

“Jadi, kami harus duduk lagi dengan Kemendikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) untuk coba buka jurusan itu. Mau tidak mau harus gitu sehingga kekurangan tenaga pendidik ini bisa teratasi,” kata Renny.

Apalagi, lanjut Renny, ada persoalan sertifikasi guru yang mengharuskan linier dengan bidang yang diajar. “Para guru ini akan sulit disertifikasi kalau backgorund ajarnya tidak sesuai,” katanya.

Kepala Seksi Penyelarasan Kejuruan Subdirektorat Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sulistio Mukti Cahyono, menuturkan, saat ini pihaknya sedang menyelaraskan kurikulum geomatika dengan kompetensi yang ditentukan oleh Kementerian ATR/BPN. Hal itu bertujuan agar guru dapat memberikan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan pekerjaan. Ia berharap pada bulan Juli ini sudah keluar modul yang bisa segera digunakan oleh tenaga pengajar.

“Kami sedang identifikasi gap antara kurikulum dan kompetensi di lapangan agar tenaga ASK yang sudah bekerja tetap sesuai dari yang diharapkan,” ujar Sulistio.(DD18)

Sumber: Kompas, 14 Februari 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB